Senin, 09 Juni 2014

Apa Kabar Dunia

Apa Kabar Dunia


Misteri Magnet Terkuat di Jagad Raya Terpecahkan

Posted: 09 Jun 2014 01:12 AM PDT

Alam semesta ini sangatlah luas dan penuh dengan objek-objek ajaib yang tak terhingga banyaknya. Jadi, tidaklah aneh kalau kita sering menemukan hal-hal baru di alam semesta.

Namun, sebagian penemuan lebih menarik daripada penemuan lain, seperti penemuan yang satu ini. Penemuan tersebut berhasil menguak misteri yang hidup selama 35 tahun: misteri magnetar yang terkucilkan.

Setiap ada bintang yang mati, tercipta objek baru yang eksotis. Jenis objek tersebut tergantung pada ukuran bintang semula. Misalnya, jika bintang bermassa lebih dari 30 kali massa Matahari tiba di akhir hayatnya, bintang itu akan menjadi lubang hitam.

Namun, tiga tahun lalu astronom menemukan sisa-sisa bintang bermassa 40 kali massa Matahari. Anehnya, apa yang mereka temukan bukan lubang hitam, melainkan magnetar.

Ilustrasi sebuah magnetar. Kredit: ESO/L. Calçada.

Bintang ini sangat panas dan mampat sehingga berwarna biru keputihan. Kalian tidak akan betul-betul melihat garis-garis lengkung yang keluar dari bintang. Garis-garis itu hanya untuk menggambarkan betapa kuatnya medan magnet si bintang. Pada kenyataannya, medan magnet tidak nampak.

Magnetar adalah objek yang dianggap aneh, bahkan dalam standar astronomis sekalipun. Objek ini acapkali memecahkan rekor dalam hal ukuran dan kerapatan. Magnetar tidak sampai sebesar kota tapi massanya lebih besar dari Matahari. Magnetar juga berputar sangat cepat dan merupakan magnet yang sangat kuat!

Ada yang lebih aneh lagi dari magnetar yang satu ini: magnetar yang sendirian. Magnetar terbentuk dari interaksi antara dua bintang, artinya magnetar perlu pasangan supaya eksis. Namun, magnetar yang satu ini ditemukan melayang-layang sendirian di angkasa.

Para astronom meyakini tepat sebelum bintang masif itu menjadi lubang hitam, bintang pasangannya menghisap sebagian materinya. Bintang tersebut melahap materi-materi dari si bintang masif. Akibatnya, ketika datang saatnya meledak, si bintang masif tidaklagi mempunyai cukup massa untuk membentuk lubang hitam dan malah membentuk magnetar.

Para astronom juga yakin kalau sebuah bintang membantu pembentukan magnetar yang misterius ini sebelum akhirnya bintang tersebut dilontarkan keluar ketika si magnetar meledak. Pencarian bintang pasangan yang kabur pun dimulai.

Pekan ini, setelah bertahun-tahun mencari, astronom mengumumkan mereka telah menemukan si tersangka yang kabur dari tempat kejadian. Setelah mengetahui lokasi bintang tersebut, astronom kini mempunyai lebih banyak bukti yang mendukung teori pembentukan magnetar.

Fakta Menarik: Magnetar merupakan magnet terkuat di alam semesta. Seandainya ada magnetar pada jarak setengah kali jarak Bumi-Bulan, magnetar akan merusak strip magnet seluruh kartu kredit di Bumi!


Sumber :

Kepler-10c, Planet Megabumi Pertama yang Berhasil Ditemukan!

Posted: 08 Jun 2014 09:01 PM PDT

Para astronom baru saja mengumumkan ditemukannya planet jenis baru yakni planet batuan dengan berat setidaknya 17 kali Bumi. Mengapa ini jenis baru?

Bagi para astronom, planet seperti ini tidak mungkin terbentuk karena pada umumnya planet yang besar seperti itu akan mengakresi gas hidrogen saat membentuk planet dan berakhir sebagai planet gas serupa Jupiter.

Tapi, teori bisa saja salah, apalagi planet bukan obyek laboratorium yang bisa disentuh dengan mudah. Dan ternyata, planet batuan yang besar itu ada, dan lebih besar dari planet Bumi Super yang selama ini kita kenal.

Planet Bumi Super merupakan planet dengan massa lebih besar dari massa Bumi sampai dengan 10 massa Bumi. Atau planet yang massanya antara massa Bumi dan massa Uranus dan Neptunus.

Tapi planet terbaru ini justru jauh lebih besar dan merupakan planet batuan pula. Karena itu, planet ini diberi julukan megabumi!

Planet Kepler 10c, si planet megabumi. Kredit: David A. Aguilar (CfA)

Planet ini bisa dikatakan Godzilla-nya Bumi, kata Dimitar Sasselov, direktur Harvard Origins of Life Initiative. Planet baru tersebut ditemukan oleh Xavier Dumusque dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA) berdasarkan kandidat planet yang diamati Kepler.

Sebuah penemuan menarik dan batu loncatan baru untuk planet kebumian. Dan planet yang dinamai Kepler-10c ini bukan monster seperti Godzilla. Tapi mungkin seperti Godzilla yang 'menjaga keseimbangan kehidupan', maka planet megabumi juga punya implikasi yang baik bagi kehidupan.



Pencarian Kepler-10c

Planet MegaBumi, Kepler-10c, ditemukan mengelilingi bintang Kepler-10 setiap 45 hari dan sistem ini berada 560 tahun cahaya dari Bumi di rasi Draco. Menariknya, sistem ini tak hanya diisi satu planet a.k.a si megabumi tadi.

Ia juga memiliki planet lain dengan massa 3 kali massa Bumi yang sudah ditemukan sebelumnya yakni planet lava Kepler-10b. Yang lebih menarik lagi, si planet lava Kepler-10b tersebut menyelesaikan satu tahunnya hanya dalam waktu 20 jam!

Seperti namanya, planet Kepler-10c, ditemukan oleh Wahana Kepler melalui pengamatan dengan metode transit, saat si bintang berkedip dan meredup sesaat jika ada planet yang melintas di depannya.

Dari peredupan pada bintang induk inilah, para astronom bisa mengetahui ukuran fisik planet atau diameternya. Tapi, penelitian Kepler tidak akan bisa menghasilkan pemahaman kandungan si planet apakah ia planet gas atau batuan.

Planet Kepler-10c diketahui memiliki diameter 29.000 km dengan ukuran 203 kali lebih besar dari Bumi. Dari ukuran, planet ini pada awal ditemukan dimasukan dalam kategori mini Neptunus dengan selubung gas tebal.

Untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang planet yang ditemukan Kepler tersebut, para astronom menggunakan instrumen HARPS-North yang dipasang pada Telescopio Nazionale Galileo (TNG) di pulau Canary.

Hasil pengamatan lanjutan inilah yang memberi kejutan bagi Xavier Dumusque dan rekan-rekannya. Planet Kepler-10c ternyata memiliki massa 17 kali massa Bumi. Jauh lebih besar dari yang diharapkan.

Apalagi setelah mengetahui bahwa planet tersebut merupakan planet dengan komposisi batuan dan komponen padat lainnya. Maka planet Kepler-10c tidak lagi dimasukan dalam kategori mini neptunus melainkan megabumi.

Hal menarik lainnya, Kepler-10c tidak pernah mengalami kehilangan atmosfer, Artinya planet yang dilihat tersebut memang demikian adanya sejak terbentuk. Tapi, jika planet ini pernah memiliki atmosfer, maka ia tentu masih memilikinya saat ini.



Planet yang Seharusnya Tak Ada

Kehadiran planet Kepler-10c menantang pemikiran para astronom untuk bisa menjelaskan teori pembentukan planet. Bagaimana, planet batuan sedemikian besar bisa terbentuk. Apalagi, berdasarkan pengamatan, sepertinya Kepler-10c tidak sendirian.

Penemuan ini dipaparkan dalam pertemuan astronom Amerika di Boston. Selain penemuan Kepler-10c yang dipaparkan oleh Xavier Dumusque, paparan lain terkait Kepler-10c juga disampaikan oleh Lars A. Buchhave dari CfA.

Menurut Buchhave, ada kaitan antara periode planet (seberapa lama sebuah planet mengitari bintang) dan ukuran planet ketika ia mengalami transisi dari planet batuan ke planet gas. Dari penelitian inilah, para astronom menyimpulkan kalau planet megabumi itu tidak sendirian melainkan akan lebih banyak lagi planet megabumi yang ditemukan di masa depan.

Apalagi yang menarik dari planet kita yang baru ini? Penemuan planet megabumi Kepler-10c, memiliki implikasi yang besar bagi sejarah alam semesta dan kehidupan di sebuah planet.

Sistem planet Kepler-10 saat ini berusia 11 miyar tahun. Tidak salah! Usianya 11 milyar tahun. Usia alam semesta 13,8 milyar tahun. Artinya, sistem ini terbentuk kurang dari 3 milyar tahun setelah Big Bang.

Kalau menilik sejarah alam semesta, maka ketika alam semesta masih muda, yang ada di awal alam semesta hanyalah hidrogen dan helium. Untuk bisa membentuk planet batuan, jelas harus ada elemen berat seperti silikon dan besi. Dan elemen berat tersebut harus dibentuk oleh bintang generasi pertama.

Saat bintang generasi pertama meledak, maka bahan-bahan krusial pembentuk planet itupun menyebar di alam semesta, dan kemudian diadopsi oleh bintang dan planet generasi berikutnya. Proses ini memakan waktu milyaran tahun.

Akan tetapi, kehadiran planet Kepler-10c menunjukan kalau alam semesta mampu untuk membentuk planet batuan sedemikian besar bahkan di kala elemen berat masih sangat langka. Artinya, planet batuan bisa terbentuk lebih awal dari pada yang diduga sebelumnya.

Dalam teori yang ada, mengingat alam semesta dini hanya berisi hidrogen dan helium dan elemen berat itu masih langka, maka kecenderungan planet yang terbentuk pada bintang generasi awal adalah planet gas. Tapi ternyata tidak demikian.

Dan jika planet batuan bisa terbentuk maka ada kemungkinan kehidupan pun bisa bertumbuh. Dengan kehadiran planet Kepler-10c, maka ini menjadi penanda baru perjalanan pencarian planet kebumian yang tidak saja seukuran Bumi tapi juga hampir mendekati ukuran Neptunus. Dan mengingat usia sistemnya yang sudah tua, maka para astronom harus juga memperhitungkan pencarian planet serupa Bumi di bintang-bintang tua.

Jika bintang tua bisa menjadi rumah bagi planet kebumian, maka para pengamat dan peneliti angkasa yang ada di Bumi akan memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menemukan planet yang memiliki potensi laik huni dalam lingkungan kosmik.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"