Apa Kabar Dunia |
Misteri Insiden Dyatlov Pass yang Belum Pernah Terpecahkan Posted: 05 Jun 2014 11:35 PM PDT 55 tahun yang lalu di bulan februari, bagian utara Ural menjadi tuan rumah bagi salah satu misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini. ![]() Foto terakhir yang diketahui dari para pendaki Misteri tersebut adalah apa yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai Insiden Dyatlov Pass, yang biasanya hanya dijelaskan: Dari sepuluh pe-ski yang melakukan pendakian (selanjutnya disebut pendaki), sembilan tewas di tengah perjalanan yang sulit dan dalam kondisi yang mencapai -30 derajat Celcius. ![]() Tapi rincian peristiwa tersebut, yang sebagian besar didasarkan pada buku harian mereka yang terlibat mencari para korban serta catatan dari para peneliti Soviet, sungguh-sungguh mengerikan. Pada malam tanggal 2 Februari 1959, para pendaki ini tampaknya merobek tenda mereka dari dalam, dan bergerak ke area pepohonan tanpa mengenakan apa-apa kecuali apa yang mereka kenakan saat mereka berangkat tidur. Tiga minggu kemudian, lima mayat ditemukan oleh tim pencari, ratusan meter menuruni lereng dari kamp di mana para korban bermalam. Butuh waktu dua bulan lagi bagi para pencari untuk menemukan empat mayat lainnya, yang anehnya, sebagian dari mereka memakai pakaian milik teman mereka yang mayatnya telah ditemukan sebelumnya. Setelah diselidiki lebih lanjut, pakaian tersebut terkena radiasi tingkat tinggi. Disamping trauma internal yang berat, termasuk tengkorak retak dan patah tulang rusuk, yang diderita oleh beberapa anggota pendaki itu, penyelidik Rusia (sovyet saat itu) melaporkan bahwa mereka tidak bisa menemukan bukti tindak pidana dan dengan cepat menutup kasus ini. Kelompok pendaki ini terdiri dari mahasiswa dan alumni dari Ural State Technical University, yang semuanya berpengalaman dalam ekspedisi ke pedalaman. Ekspedisi yang dipimpin oleh Igor Dyatlov (23 tahun) ini, dimaksudkan untuk mengeksplorasi lereng gunung Otorten di bagian utara dari pegunungan Ural, dan mereka berangkat pada tanggal 28 Januari 1959. Yury Yudin (satu-satunya anggota ekspedisi yang selamat) jatuh sakit sebelum mereka berhasil sepenuhnya masuk ke pedalaman, dan tetap tinggal di desa yang paling akhir mereka lalui. Sembilan lainnya melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki dan sesuai dengan foto-foto yang ditemukan oleh tim pencari, kelompok Dyatlov ini mendirikan tenda di sore hari tanggal 2 Februari di lereng gunung Ortoten. ![]() Yuri Yudin, tengah, dipeluk oleh Lyudmila Dubinina saat ia bersiap untuk meninggalkan Yuri karena sakit dan justru hal ini yang menyelamatkan Yuri dari kematian. Gunung ini dikenal masyarakat lokal, suku Mansi, sebagai Kholat Syakhl, yang sebenarnya memiliki arti "Gunung kematian". Keputusan para pendaki untuk berkemah di lereng gunung dianggap tidak masuk akal. Kelompok ini dilaporkan hanya sekitar satu mil dari pepohonan, di mana mereka bisa menemukan setidaknya sedikit perlindungan dalam kondisi dibawah nol derajat celcius. Mereka tampaknya tidak ingin membuang waktu, dan mendirikan tenda di lereng gunung daripada di dalam hutan yang berada lebih dibawah. "Dyatlov mungkin tidak ingin kehilangan waktu mereka yang terbatas, atau ia memutuskan untuk berlatih berkemah di lereng gunung", kata Yudin kepada St Petersburg Times pada tahun 2008. ![]() Para pendaki mendirikan tenda pada 2 Februari 1959 dalam foto yang diambil dari satu rol film yang ditemukan oleh penyidik. Pendirian tenda tersebut adalah pendirian tenda terakhir mereka. Dyatlov sebelumnya mengatakan bahwa tim nya direncanakan akan kembali pada tanggal 12 Februari tahun itu, tetapi juga mengatakan bahwa tim nya mungkin memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan. Setelah dirasa cukup lama tidak ada kabar berita dari tim tersebut maka sekitar tanggal 20 Februari tim pencari pun dikirim untuk mencari mereka dan pada tanggal 26 Februari, bekas tenda mereka ditemukan oleh tim relawan pencarian dan penyelamatan (tim SAR), masih dipenuhi dengan semua pakaian, seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup selama sisa perjalanan. ![]() Tenda para pendaki setelah tim penyelamat menemukannya pada tanggal 26 Februari 1959. Ditemukan telah dibuka paksa dari dalam. Ketika penyelidik resmi tiba, mereka mencatat bahwa tenda telah dirobek dari dalam, dan menemukan jejak-jejak kaki dari delapan atau sembilan orang meninggalkan tenda yang mengarah ke lereng bawah ke arah pepohonan. Menurut penyelidik, sepatu dan peralatan para pendaki tertinggal, dan jejak kaki mereka mengisaratkan beberapa orang bertelanjang kaki atau tidak memakai apa-apa kecuali kaus kaki. Dengan kata lain, mereka semua tergesa-gesa keluar dari tenda mereka dan berlari melalui salju yang sedalam lutut. Anehnya tidak ada bukti orang lain atau rencana jahat diantara para pendaki. Dua mayat pertama ditemukan di pepohonan, di bawah pohon pinus besar. Ingat bahwa pepohonan ini sekitar satu mil jauhnya dari tenda mereka. Penyelidik menulis bahwa jejak kaki menghilang sekitar sepertiga jalan menuju ke tempat dua mayat ini, meskipun hal ini bisa saja karena cuaca dalam tiga minggu yang dibutuhkan untuk penyidik tiba. Dua mayat ini hanya mengenakan pakaian dalam mereka, dan keduanya bertelanjang kaki. Menurut laporan, cabang-cabang yang patah di pohon tersebut, menunjukkan ada orang yang mencoba untuk memanjatnya. Sisa-sisa api tergeletak di dekatnya. Tiga mayat lagi, yang salah satunya adalah Dyatlov, ditemukan tercecer di tempat-tempat antara tenda dan pohon pinus besar tersebut, dan terbaring seolah-olah mereka ingin kembali ke tenda. Salah satunya, Rustem Slobodin, tengkoraknya retak, meskipun dokter menyatakan itu non-fatal, dan investigasi kriminal ditutup setelah dokter memutuskan kelimanya meninggal karena hipotermia. Dua bulan berlalu sampai empat mayat yang tersisa ditemukan terkubur di bawah salju setebal 4 meter di sebuah liang beberapa ratus kaki di bawah lereng dekat pohon pinus besar tersebut diatas. Dibandingkan lima mayat yang telah ditemukan sebelumnya, kondisi empat mayat ini lebih mengerikan. Keempatnya mengalami kematian traumatis, meskipun tidak ada penampilan trauma luar atau luka luar. Pertama, Nicolas Thibeaux dan Brignollel tengkoraknya retak. Alexander Zolotariov dan Ludmila Dubinina ditemukan dengan lidah dan mata mereka hilang serta tulang rusuk mereka hancur. ![]() Ada kemungkinan bahwa empat orang ini mencari bantuan dan kemudian mereka jatuh ke liang. Tapi itu tidak menjelaskan lidah dana mata Dubinina dan Zolotariov yang hilang. Beberapa orang pada saat itu berpendapat para pendaki ini telah diserang oleh suku Mansi, namun laporan koroner pada saat itu menyatakan bahwa untuk membuat trauma seperti yang ditemukan pada korban, dibutuhkan kekuatan lebih besar dari kekuatan manusia, terutama mengingat tidak ada trauma luar yang menyertainya. "Itu sama dengan efek dari kecelakaan mobil", kata Boris Vozrozhdenny, salah satu dokter pada kasus ini, menurut dokumen yang dibuka kembali oleh Times. Dan anehnya lagi, empat mayat yang ditemukan terakhir ini memakai pakaian/peralatan lebih lengkap daripada lima mayat yang ditemukan sebelumnya. Jadi tampaknya mereka telah mengambil pakaian dari teman mereka yang mungkin telah mati lebih dahulu dari mereka, dan kemudian melanjutkan perjalanan tanpa tujuan. Zolotariov, misalnya, ditemukan mengenakan mantel dan topi Dubinina, sedangkan Dubinina sendiri kakinya dililit potongan celana wol dari yang dipakai temannya yang mayatnya ditemukan di pohon pinus. Dan anehnya, pakaian-pakaian yang dikenakan oleh keempat orang ini mengandung radioaktif. ![]() Radioaktivitas yang ditemukan pada pakaian memang sulit untuk dijelaskan, tapi selebihnya, kasus ini dapat dijelaskan dengan penjelasan yang lebih masuk akal daripada penjelasan yang melibatkan alien atau percobaan nuklir pada orang yang sering dikaitkan pada peristiwa ini. Penjelasan yang paling mungkin adalah longsoran salju atau avalanchemenimpa tenda mereka dan mengubur mereka dalam longsoran salju. Ini akan menjelaskan mengapa tenda dirobek dari dalam dan sangat mungkin beberapa pendaki mendapat trauma akibat longsoran. Dan kemungkinan para pendaki terkubur lumayan lama sebelum mereka berhasil keluar sendiri dan itulah yang mungkin menyebabkan beberapa dari mereka mengalami hipotermia, dan mungkin delirium. Hipotermia yang mereka alami inilah yang mungkin menyebabkan mengapa lima mayat dari mereka berada di berbagai tempat antara tenda dan pohon pinus besar. Pertanyaannya adalah: Mengapa 4 orang lainnya tidak kembali ke tenda untuk mengambil peralatan yang diperlukan? Sekali lagi, tanpa memperhitungkan adanya radioaktivitas yang ditemukan, skenario diatas adalah yang paling masuk akal. Namun radioaktivitas yang ditemukan benar-benar aneh, seperti penyelidikan itu sendiri. Dokumen yang berkaitan dengan kasus itu disegel setelah kasus tersebut ditutup (dinyatakan selesai), dan tidak pernah dibuka sampai sekitar tahun 1990-an. Penyebab insiden tersebut masih spekulatif, dan wawancara terhadap peneliti utama insiden itu, Lev Ivanov, pada waktu dokumen yang disegel dibuka kembali, malah memperlihatkan betapa aneh dan misteriusnya kasus ini. Ivanov adalah orang yang pertama kali menemukan bahwa tubuh dan pakaian yang ditemukan mengandung radioaktif, dan mengatakan bahwa Geiger counter (detektor radiasi) yang dibawanya berbunyi menggila di lokasi sekitar perkemahan. Dia juga mengatakan bahwa para pejabat Soviet mengatakan kepadanya pada waktu itu untuk menutup kasus tersebut, meskipun ada laporan bahwa "bola terbang terang" telah dilaporkan di daerah tersebut pada bulan Februari dan Maret tahun 1959. "Saya menduga pada saat itu dan saya hampir yakin sekarang bahwa bola terbang terang tersebut memiliki koneksi langsung terhadap kematian para pendaki itu", kata Ivanov kepada koran Kazakh Leninsky dalam sebuah wawancara. Kelompok siswa lain yang berkemah sekitar 30 mil dari kelompok pendaki, melaporkan penampakan serupa di waktu itu. Dalam kesaksian tertulis, salah seorang siswa mengatakan bahwa ia melihat "Obyek melingkar bersinar, terbang di atas desa dari barat daya ke timur laut. Cakram bersinar itu terlihat seukuran bulan purnama, bercahaya putih kebiruan dikelilingi oleh lingkaran cahaya biru. Lingkaran cahaya biru tersebut berkelebat seperti kilatan petir. Ketika obyek tersebut menghilang di balik cakrawala, langit menyala terang di tempat itu selama beberapa menit". Teori yang paling terkemuka, mengingat kerahasiaan kasus, radioaktivitas, dan penampilan beberapa mayat yang dilaporkan terlihat "sangat kecokelatan" oleh seorang anak muda yang menghadiri beberapa pemakaman mereka, adalah bahwa kelompok pendaki itu entah bagaimana menjadi ajang pengujian teknologi militer Soviet. Tapi, teori ini tetap tidak dapat menjelaskan apa yang menyebabkan trauma pada beberapa pendaki. Ada kemungkinan bahwa salah satu anggota melihat beberapa cahaya yang menakutkan di langit dan semua orang panik, kemudian lari, tapi tidak pernah ada bukti ledakan di daerah tersebut, yang mengesampingkan semacam uji coba nuklir atau sesuatu yang sejenis. Tapi meskipun demikian, itu tidak menjelaskan patah tulang dan tengkorak retak. Beberapa trauma memang dapat dijelaskan oleh jatuh ke dalam liang, tapi ingat, Slobodin tengkoraknya retak dan ditemukan terbaring menghadap kembali ke tenda. Fakta bahwa sisa-sisa api ditemukan, menunjukkan bahwa beberapa pendaki masih memiliki kontrol terhadap emosi mental mereka, dan psikosis memang bukanlah efek dari paparan radiasi, tapi itu tidak menjelaskan mengapa para pendaki tersebut berjalan tanpa membawa peralatan apapun dari tenda mereka. Skenario yang lebih sederhana dan mungkin terbaik adalah: Para pendaki terkubur di longsoran salju, dan dalam keadaan hipotermia delirium, bergegas pergi mencari bantuan. Longsoran salju yang sangat kuat, kemungkinan bisa mengakibatkan jenis trauma yang beberapa dari pendaki tersebut alami. Namun, kurangnya kejelasan dari penyelidikan awal karena begitu cepatnya kasus ini ditutup, telah membuat insiden ini sebagai target favorit dari teori konspirasi dan pemburu alien. Dan memang insiden ini cukup aneh dan misterius. Sumber : |
Penemuan-Penemuan Peradaban yang Dianggap Penting Posted: 05 Jun 2014 07:02 PM PDT Karena peradaban telah ada lama di bumi, manusia pasti ingin tahu tentang nenek moyangnya, bahkan hingga mendekati ke masa Adam kalau memang memungkinkan. Kebutuhan kita untuk terhubung ke masa lalu adalah sebab kuat mengapa kita mempelajari antropologi dengan adanya banyak situs penting dan artefak yang ditelusuri melalui arkeologi telah membuka mata kita kepada kehidupan orang-orang yang ada sebelum kita. Berikut ini adalah penemuan-penemuan peradaban yang dianggap penting beserta alasannya mengapa penemuan ini dianggap penting: 10. Tentara Tanah Liat Kaisar Qin Shi Huang ![]() Seorang petani di Xi'an bernama Yang sedang melakukan pengeboran air ketika ia menemukan kumpulan Tentara tanah liat ini yang lebih populer dikenal sebagai tentara Terracotta pada tahun 1947. Tentara-tentara ini dipahat oleh 700.000 pekerja paksa yang di kubur di bawah tanah di depan makam Qin Shi Huang sehingga mereka bisa melindungi dia di akhirat. Qin Shi Huang adalah Kaisar pertama yang menyatukan Cina dan banyak dicerca karena tirani tapi dikagumi sebagai pemimpin yang visioner. Puluhan ribu patung manusia dan hewan diciptakan dalam beberapa potong dan kemudian dirakit, masing-masing karya ini sangat unik dan tidak sama antara satu dengan yang lain. Realisasi senjata dan baju besi digunakan dalam pembuatan prajurit tetapi sebagian dicuri setelah makam selesai dibangun. Meskipun penemuan yang mengesankan di Xi'an, makam sang kaisar belum ditemukan. Mengapa Dianggap Penting ? Tentara Terracotta adalah pintu kita untuk memahami bagaimana tentara Dinasti Qin adalah nyata. Dengan memeriksa prajurit dari tanah liat ini kita dapat menentukan formasi tentara dan jenis senjata yang digunakan serta kualitas mereka. Baik pedang perunggu, belati, billhooks, tombak, halberds, kapak, busur panah dan semuanya ditemukan di lubang-lubang di Xi'an. 9. Gulungan Lembaran Laut Mati Gulungan Lembaran Laut Mati adalah koleksi kuno, kebanyakan manuskrip Ibrani yang ditemukan di beberapa situs di barat laut pantai Laut Mati. Antara 825 dan 870 gulungan yang berbeda telah ditemukan di 11 gua 1947-1956. ![]() Naskah-naskah ini diyakini dari perpustakaan Sekte Yahudi, ditulis oleh Essenes dan tersembunyi di gua-gua di sekitar Pemberontakan Yahudi Pertama (66-70 AD). Mengapa Dianggap Penting? Penemuan Gulungan Laut Mati secara luas dianggap sebagai penemuan naskah terbesar sepanjang masa. Mendahului gulungan naskah Perjanjian Lama tertua dan membuktikan bahwa Kekristenan berakar pada Yudaisme. Mereka juga memberi kita wawasan yang jelas tentang kehidupan orang-orang Yahudi yang hidup pada saat itu. 8. Perpustakaan Kerajaan Ashurbanipal Kumpulan sekitar 25.000 tablet fragmen tanah liat, Perpustakaan Ashurbanipal ditemukan di pertengahan abad ke-19 oleh Austen Henry Layard di kota Mesopatamian Niniwe (Irak). ![]() Ashurbanipal adalah raja Asyur selama puncak prestasi militer dan budaya Asiria, tapi di luar ini ia adalah seorang kolektor teks yang mengirim ahli-ahli Taurat di seluruh Kekaisaran nya demi mencari tambahan untuk koleksi perpustakaan. Perpustakaan itu sendiri adalah salah satu yang terbesar waktu itu dan berisi sekitar 1200 teks. Teks-teks ini termasuk prasasti kerajaan, kronik, teks mitologi dan agama, kontrak, hibah keputusan kerajaan, surat-surat kerajaan, pertanda, mantra, himne untuk berbagai dewa dan teks pada kedokteran, astronomi, dan sastra. Beberapa sastra termasuk epik Gilgamesh, kidsh yang dibuat oleh Enuma Elis, mitos Adapa dan Manusia Miskin dari Nippur. Pada tahun 612 SM, Niniwe dihancurkan oleh aliansi Babilonia, Scythians dan Media dan istana dibakar, sehingga membuat tanah liat yang membungkus teks-teks itu 'matang'. Mengapa Dianggap Penting? Terkubur selama berabad-abad oleh penjajah, Perpustakaan Kerajaan Ashurbanipal memberikan banyak ahli informasi berharga tentang penduduk kuno Timur tengah. Selain epik Gilgamesh salah satu teks yang paling penting yang ditemukan di situs adalah daftar yang hampir lengkap dari penguasa Timur Tengah kuno. 7. Makam Tutankhamun (KV62) Pada bulan November 1922, Egyptologist Inggris Howard Carter menemukan salah satu makam yang paling utuh yang pernah ditemukan di Lembah Para Raja. ![]() Carter dan majikannya, Lord ke V Carnarvon, telah mencari Makam Tut sejak Theodore M. Davis menemukan beberapa artefak penguburan pada tahun 1907. Makam itu awalnya diyakini ditujukan untuk orang lain dan berubah menjadi makam kerajaan karena Tutankhamun meninggal sangat muda, beberapa bahkan percaya bahwa hal itu menjadi makam Ankhesenamun juga, Nefertiti atau Smenkhare. Makam Tut terdiri dari sebuah ruang pemakaman, benda-benda berharga, lampiran dan ruang depan yang dimasukkan dengan tangga dan koridor miring. Ini berisi harta karun benda Mesir kuno termasuk patung, model perahu, kereta, dan bahkan dua janin mumi. Mengapa Dianggap Penting? Makam Tutankhamun bukan makam yang termegah (sebenarnya itu adalah makam kerajaan terkecil yang ditemukan di Lembah Para Raja ) tetapi makamnya adalah makam paling utuh yang pernah ditemukan di Lembah Para Raja. Ini telah memberikan pemahaman Egyptologists tentang harta yang dianggap cukup penting bagi Raja untuk membawa bersamanya ke akhirat. Ini juga menyediakan untuk para ahli checklist barang yang hilang di lokasi pemakaman lain di seluruh Mesir. 6. Pompeii Pompeii adalah sebuah kota kuno yang telah didirikan pada abad ke 6 SM oleh keturunan berbahasa Oscan penduduk Neolitik Campania, kemudian berakhir di bawah Yunani, Etruscan, Samnite dan akhirnya di bawah kekuasaan Romawi. ![]() Sebagai sebuah koloni Romawi, Pompeii sangat makmur sebagai pelabuhan dan sebagai tujuan wisata, bukti yang dapat ditemukan di banyak villa, kuil, teater dan pemandian dibangun di seluruh kota. Pompeii juga memiliki amfiteater, forum, dan basilika. Pompeii adalah rumah bagi sekitar 20.000 jiwa. Pada 63 M gempa bumi menyebabkan kerusakan yang luas untuk Pompeii dan dalam tahun-tahun berikutnya ada upaya untuk memperbaiki beberapa kerusakan. Kemudian teror melanda pada tanggal 24 Agustus, 79 M ketika gunung berapi Vesuvius meletus dan menyelimuti kota dengan debu dan abu. Pompeii ditemukan pada tahun 1599 oleh Domenico Fontana ketika ia bekerja pada sebuah proyek hidrolika, namun tetap belum tergali sampai ditemukan kembali pada 1748 oleh insinyur Spanyol Rocque militer Joaquin de Alcubierre. Mengapa Dianggap Penting? Reruntuhan Pompeii memberikan perspektif yang unik bagi arkeolog tentang kehidupan Romawi. Kita bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang sebuah kota dalam krisis, karena abu telah mengawetkan segalanya begitu baik, termasuk keluarga yang berkumpul bersama-sama, penjahat yang masih dalam rantai, hewan yang ditinggalkan berdiri dan lukisan dinding yang sempurna seperti diawetkan. 5. Gua Lascaux Sebuah kompleks gua yang luas di Perancis barat daya, Lascaux, terkenal karena banyak lukisan gua dari zaman Paleolitikum. Gua Lascaux ditemukan oleh empat remaja, Marcel Ravidat, Jacques Marsal, Georges Agnel dan Simon Coencas pada tanggal 12 September 1940. Terdapat hampir 2000 gambar hewan, manusia dan tanda-tanda abstrak di dalam gua. Binatang yang dicat antara lain rusa, sapi, bison, kucing, burung, seekor badak dan beruang. ![]() Lascaux tampaknya tidak dihuni melainkan hanya dikunjungi secara berkala untuk tujuan melukis. Pada tahun 1948 Lascaux dibuka kepada publik tetapi jumlah pengunjung harian ke gua itu mengubah suasana di dalam gua sehingga ditutup pada tahun 1963 dan 20 tahun kemudian replika yang mirip, Lascaux II dibuka. Saat ini gua sedang diserang oleh serangkaian jamur dan bakteri yang mengancam dapat menghapus karya seni Prasejarah yang tak ternilai harganya ini. Mengapa Dianggap Penting? Gua Lascaux tidak hanya gua prasejarah terbesar di Perancis, tetapi yang paling baik kondisinya. Salah satu lukisan yang disebut "The Crossed Bison" menunjukkan keterampilan para pelukis gua untuk menangkap gambar realisme. Kemampuan untuk menggunakan perspektif tidak digunakan lagi sampai abad ke-15. Dari lukisan-lukisan ini kita juga bisa menentukan jenis hewan yang masih ada dan penting bagi pelukis. 4. Manusia Peking Manusia Peking atau Manusia Beijing adalah jenis yang sebelumnya tidak diketahui sebagai manusia Prasejarah. Ditemukan oleh ahli anatomi asal Kanada, Davidson Black di sebuah gua di Zhoukoudian, Cina pada tahun 1927. Antara tahun 1937, 14 bagian kranium, 11 rahang bawah, gigi-gigi, dan tulang kerangka ditemukan di situs tersebut. Hal ini diyakini bahwa gua ini adalah rumah bagi sekitar 45 individu. ![]() Dari studi yang dibuat oleh Black dan pendahulunya, Jerman Franz Weidenreich, kita tahu bahwa Manusia Peking berdiri tegak, membuat alat-alat batu, mengerti bagaimana menggunakan api, memiliki sebuah tonjolan alis berat dan gigi besar. Pada tahun 1941, ketika dikirim ke Amerika Serikat untuk keselamatan selama Perang Dunia II, fosil asli hilang dan belum ditemukan. Namun, gips dan deskripsinya masih selamat hingga akhir perang. Ffosil lain Manusia Peking telah ditemukan di situs tersebut dan di tempat lain di seluruh China. Mengapa Dianggap Penting? Sebelum Black menemukan Manusia Peking, banyak ahli percaya bahwa Manusia Jawa sebenarnya sisa-sisa kera yang mirip manusia. Temuan penggunaan alat dan pembuatan api di Zhoukoudian memperkuat dugaan bahwa Manusia Java dan Manusia Peking adalah anggota dari evolusi yang luas pada manusia dan mengisi tingkatan dalam skema evolusi kita. 3. Batu Rosetta Batu Rosetta adalah stela basal hitam (batu kuno tegak yang digunakan sebagai penanda) yang berasal dari tahun 196 SM. Sebuah keputusan tentang penghormatan Mesir terhadap Raja Ptolemeus V diukir di batu ini dalam bahasa Yunani, hieroglif Mesir dan Mesir demotik. Batu itu awalnya ditampilkan dalam sebuah kuil dan kemudian dipindahkan dan digunakan sebagai bahan bangunan dalam benteng di desa Rashid (Rosetta). ![]() Ditemukan di sana oleh Kapten Pierre-Francois Bouchard pada tanggal 15 Juli 1799, selama kampanye Napoleon di Mesir. Upaya untuk memahaminya pertama kali dilakukan oleh Thomas Young, yang menerjemahkan teks demotik, dan dengan Egyptologist Perancis Jean Francois Champollion yang umumnya dikenal sebagai penerjemah Batu Rosetta. Champollion menggunakan bahasa Koptik untuk menyadari bahwa hieroglif adalah sebagai bahasa lisan dan bukan hanya simbol. Mengapa Dianggap Penting? Penemuan Batu Rosetta dan kesadaran bahwa itu adalah bagian yang sama yang ditulis dalam tiga bahasa memungkinkan para sarjana untuk mendapatkan sekilas kejelasan tentang peradaban yang lama telah menjadi misteri bagi para ilmuwan. Kini Egyptologists telah mampu menerjemahkan seluruh bahasa Mesir Kuno dari prasasti tersebut. 2. Batu Behistun Ditemukan oleh Robert Sherley, Inggris pada 1598, saat dalam misi diplomatik ke Persia. Batu Behistun adalah prasasti multibahasa yang ditulis oleh Darius Agung. ![]() Prasasti itu dimulai dengan otobiografi Darius dan dilanjutkan dengan menggambarkan beberapa peristiwa setelah kematian Cyrus Agung dan Cambyses II. Seperti Batu Rosetta, Batu Behistun mencakup bagian yang sama dalam tiga bahasa tulisan paku: Persia kuno, Elamite dan Babilonia. Teks ini diterjemahkan secara bertahap oleh Georg Friedrich Grotefend (Persia kuno), Sir Henry Rawlinson, Edward Hincks, Julius Oppert, William Henry Fox Talbot dan Edwin Norris. Mengapa Dianggap Penting? Prasasti ini tidak hanya memberi kita pengetahuan tentang apa yang ada dalam pikiran Darius Agung, tetapi juga berperan dalam menerjemahkan tulisan paku. Arkeolog memperoleh pemahaman yang lebih besar tentang peradaban seperti Mesopotamia, Sumeria, Akkadia, Persia dan Asyur karena mampu menguraikan karakter tulisan paku tersebut. 1. Olduvai Gorge Sebuah danau Kuno di cekungan Tanzania utara, Gorge Olduvai telah menghasilkan sisa-sisa lebih dari 60 hominid serta dua tradisi alat batu yang paling awal yang pernah ditemukan (Oldowan dan Acheulian). Ngarai ini ditemukan oleh Wilhelm Kattwinkel entomologi Jerman pada tahun 1911 ketika ia jatuh ke dalamnya saat mengejar kupu-kupu. ![]() Hans yang terinspirasi Reck untuk memimpin sebuah ekspedisi di sana pada tahun 1913, namun karyanya ini diakhiri oleh Perang Dunia I. Penggalian dari Olduvai dimulai pada 1931 oleh Lois Leakey dan istrinya Mary. Tiga spesies terpisah dari hominid telah ditemukan di Olduvai selama bertahun-tahun, termasuk boisei Australopithecus, Homo habilis dan Homo erectus. Beberapa hewan juga telah ditemukan di situs ini termasuk antelop besar, gajah, kelinci, unggas guinea, jerapah dan hipparions (kuda berjari tiga yang telah lama punah). Mengapa Dianggap Penting? Olduvai Gorge berisi urutan terpanjang budaya yang pernah ditemukan dan penemuan di sana telah memperkuat argumen bahwa asal-usul manusia pertama ada di Afrika. Menemukan ini juga memberi kita wawasan bagaimana hominid hidup. Misalnya, Mary Leakey menemukan jejak kaki hominid pada tahun 1975, yang membuktikan bahwa mereka berjalan dengan dua kaki dan menjadikannya salah satu penemuan paleoanthropologis terbesar di abad yang lalu. Sumber : jelajahunik |
You are subscribed to email updates from Apa Kabar Dunia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"