Apa Kabar Dunia |
Negara ASEAN Mana Paling Banyak Konglomerat? Posted: 05 Mar 2014 01:49 AM PST Negara-negara di Asia Tenggara laju pertumbuhan ekonominya terus meningkat beberapa tahun belakangan. Terlepas dari fakta bahwa ketimpangan antara si kaya dan si miskin masih lebar, pendapatan perkapita tetap membaik. Nah, pertumbuhan ekonomi tentu menghasilkan konglomerat yang makin bertambah. Di kawasan ASEAN pasti kita berpikir milyarder terbanyak ada di Singapura. Dugaan yang hampir benar. Karena sebenarnya Indonesia yang ada di peringkat pertama. Seperti dikutip dari Forbes, Rabu (5/3/2014), Indonesia berhasil melahirkan paling banyak miliarder di ASEAN sebanyak 19 orang. Ini membuat Singapura yang memiliki 16 konglomerat, berada di posisi kedua sebagai pencetak miliarder terbanyak di ASEAN. Saat merilis jajaran orang terkaya dunia, tim Forbes menghimpun data berupa, aset pribadi termasuk kepemilikan saham di perusahaan swasta dan negara, real estate, kapal pesiar, karya seni dan uang tunai. Selain itu, estimasi utang juga diakumulasikan pada total kekayaan sang miliarder. Forbes tidak memasukan para anggota kerajaan atau ditaktor karena dianggap memperoleh kekayaan dari kekuatan jabatan dan bukan dari kelihaian berbisnis. Berikut urutannya: 1. Indonesia Jumlah miliarder: 19 orang Total kekayaan miliarder di Indonesia: US$ 47,65 miliar Sumber kekayaan: Bisnis investasi, manufaktur, rokok, perbankan, polieste, minyak sawit, batu bara, resal estate, dan media Orang terkaya di Indonesia: R. Budi Hartono 2. Singapura Jumlah miliarder: 16 orang Total kekayaan miliarder di Singapura: US$ 45 miliar Sumber kekayaan: Bisnis real estate, perbankan elektronik, minyak, makanan, ritel, perhotelan investasi dan karya seni Orang terkaya di Singapura: Robert & Philip Ng 3. Malaysia Jumlah miliarder: 13 orang Total kekayaan miliarder di Malaysia: US$ 53 miliar Sumber kekayaan: Bisnis telekomunikasi, perbankan, real estate, minyak sawit, konstruksi, minyak dan gas, serta software Orang terkaya di Malaysia: Robert Kuok 4. Thailand Jumlah miliarder: 11 orang Total kekayaan miliarder di Thailand: US$ 36,6 miliar Sumber kekayaan: Bisnis properti, kesehatan, telekomunikasi, asuransi, investasi, makanan dan minuman Orang terkaya di Thailand: Dhanin Chearavanont & keluarga 5. Filipina Jumlah miliarder: 10 orang Total kekayaan miliarder di Filipina: US$ 40,1 miliar Sumber kekayaan: Bisnis investasi, pelabuhan, perbankan, properti, listrik dan makanan Orang terkaya di Filipina: Henry Sy & Family 6. Vietnam Jumlah miliarder: 1 orang Total kekayaan miliarder di Vietnam: US$ 1,6 miliar Sumber kekayaan: Bisnis properti Orang terkaya di Vietnam: Pham Nhat Vuong. Sumber: liputan6 | ||
Siapa Pelopor Pembuat Buku Anak Bergambar? Posted: 04 Mar 2014 10:40 PM PST Anak-anak lebih cepat mengerti pelajaran ketika membaca buku yang penuh gambar-gambar menarik. Gambar memang sangat membantu daya imajinasi, karenanya ada ungkapan "Satu gambar seribu kata." Sejak kapan orang mulai membuat buku untuk anak dengan gambar dan siapa pembuatnya? Beberapa jenis codex memang memuat gambar, tapi tidak ditujukan pada anak-anak tentunya. Dalam sejarah pendidikan modern, buku anak bergambar baru muncul sekitar abad 16 atau 17 Masehi. Tersebutlah John Amos Comenius, seorang guru di sekolah yang memiliki sistem pendidikan kurang baik. Seperti lazimnya di jaman tersebut hanya anak dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang bisa belajar di sekolah bermutu, sementara orang miskin kalaupun bisa sekolah harus terima apa adanya, kondisi pendidikan yang tak memadai dan sebagainya. Akhirnya Comenius mencoba terobosan baru, ia berinisiatif untuk memberikan metode pengajaran yang asyik dan menyenangkan bagi murid. Dan, tercetuslah ide untuk membuat sesuatu yang baru, yaitu buku bergambar. Buku yang tidak hanya menjejali anak-anak dengan kata-kata atau hafalan. Buku yang bisa mengungkapkan sesuatu dengan mudah, tanpa merasakan kesulitan bahasa.
Kebetulan, pria kelahiran Moravia, Ceko, pada tanggal 28 Maret 1592 ini mengajar bahasa latin di Gimnasium Leszno. Sebuah sekolah bagi anak-anak yang hendak menjadi mahasiswa, atau bisa dibilang sekolah persiapan. Di sekolah ini, pelajaran bahasa menjadi wajib. Namun, menjadi tidak mudah, jika anak-anak sendiri tidak menikmati pembelajaran yang diadakan. Apalagi bahasa latin memang termasuk kurikulum wajib di masa tersebut. The Orbis Pictus merupakan sebuah karya hasil tulisan anak bungsu dari lima bersaudara ini. Buku tersebut berisi panduan membaca untuk anak-anak yang dilengkapi dengan gambar. Buku ini tentu saja ditujukan untuk mengubahmindset anak-anak tentang belajar bahasa. Kesulitan belajar bahasa pun dapat diatasi. Dalam waktu singkat, nama Comenius semakin dielu-elukan. Ia pun dikenal sebagai seorang guru, ilmuwan pendidik dan sekaligus penulis. Namanya kian melambung saat Ellwood Cubberley, seorang pakar pendidikan pada abad ke-20,mengatakan bahwa The Orbis Pictus merupakan buku yang tidak ada tandingannya di Eropa selama seratus lima belas tahun. Sang Bapak Pelopor buku anak bergambar ini akhirnya menutup mata selama-lamanya di Amsterdam, Belanda, 15 November1670 pada umur 78 tahun. Sumber: sejarahri wikimedia inknoir. |
You are subscribed to email updates from Apa Kabar Dunia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"