Selasa, 04 Maret 2014

Apa Kabar Dunia

Apa Kabar Dunia


Ingin Mendaki Everest? Harus Siap Bawa Sampah!

Posted: 04 Mar 2014 05:33 AM PST

Masih ingat Junko Tabei, pendaki wanita pertama yang menaklukan Everest? Ia juga aktif sebagai pemerhati lingkungan. Saat menempuh studi di Universitas Kyushu, ia meneliti masalah sampah.

Tampaknya gayung pun bersambut. Pemerintah Nepal memberi perhatian terhadap kepedulian pecinta lingkungan, yakni dengan mengeluarkan peraturan: harus mengangkut sampah setidaknya delapan kilogram ketika turun gunung.

 
Seorang pejabat pemerintah, Madhusudan Burlakoti, mengatakan kepada BBC bahwa peraturan baru akan berlaku bagi semua orang yang mendaki di atas Kamp Pangkalan Gunung Everest.

Pos ini terletak di ketinggian 5.300 meter. Peraturan baru akan diterapkan mulai bulan April mendatang.

Keputusan untuk menerapkan peraturan ini diambil setelah muncul keprihatinan meluas terkait polusi di sekitar gunung tertinggi di dunia ini.

Wartawan BBC di ibukota Nepal, Surendra Phuya, mengatakan gunung terkenal tersebut biasanya banyak dikunjungi para pendaki, khususnya selama musim pendakian Musim Semi mulai bulan depan.

Dawa Sherpa, seorang manajer ekspedisi perusahaan Asian Trekking, menyambut keputusan pemerintah karena akan membantu menjaga kebersihan gunung, seperti dilaporkan kantor berita AFP.

Sebelumnya Kantor Pariwisata Nepal mengumumkan penempatan tim pemerintah di pangkalan pendakian guna mengawasi dan membantu para pendaki, mengatur pendakian, menyiapkan upaya penyelamatan, serta melindungi lingkungan.













Sumber:
republikapenerbit
kompas

Ular Phyton Lawan Buaya, Siapa Menang?

Posted: 03 Mar 2014 11:43 PM PST

Sebuah peristiwa unik terjadi di di utara Queensland, Australia. Seorang penduduk lokal bernama Tiffany Corlis berhasil merekam pertarungan sengit dan panjang antara dua ekor predator mematikan di Australia, yakni seekor buaya air asin berukuran besar dengan seekor ular phyton.
 

"Sunggu pertarungan yang luar biasa," kata Tiffany seperti dimuat BBC. "Kami melihat ular bertarung melawan buaya, meliitkan tubuhnya erat-erat, lalu melilit kaki buaya itu," tambahnya.

Kedua hewan ini terus bergulat dan bertarung selama hampir 5 jam demi mempertahankan hidupnya hingga akhirnya salah satunya mati. Pemenangnya adalah si ular phyton.

"Setelah buaya mati, ular itu melonggarkan lilitannya, memposisikan kepalanya di depan buaya, lalu memakannya bulat-bulat. Bagian kepala yang pertama." Dia menambahkan, butuh waktu 15 menit bagi ular untuk memakan buaya itu, Utuh.

 










Alyce Rosenthal, saksi mata lainnya, menceritakan bahwa kedua hewan buas itu bertarung selama sekitar 5 jam. Setelah selesai, keduanya nampak kelelahan. Si buaya akhirnya mati. "Itu peristiwa yang tidak kita lihat tiap hari," kata dia. 

Negara bagian Queensland memang merupakan habitat bagi beberapa ular paling berbahaya di dunia, serta buaya air asin yang tak kalah ganasnya.










 








Sumber:
kompas
bbc

10 Hewan dengan Cara Tidur yang Unik

Posted: 03 Mar 2014 10:50 PM PST

Manusia punya waktu tidur ideal 7-8 jam sehari. Hanya pada kondisi tertentu orang bisa tidur sambil berdiri, atau misalnya separuh mata terjaga dan separuhnya tertidur. Bagaimanapun, kualitas tidur tidak optimal. Hal ini berbeda dengan jenis hewan tertentu yang punya keahlian tidur dengan cara unik.

Nah, fakta unik apa saja soal tidur dalam dunia fauna?

1. Kucing
Rata-rata kucing tidur selama 13 - 14 jam setiap hari, dan lebih banyak terbangun di malam hari. Ini juga berlaku bagi kucing-kucing besar seperti singa dan macan yang biasa berburu di malam hari.

 

Siput gurun


2. Siput gurun
Kalau kamu pikir kucing hewan paling malas, tapi rekor tidurnya masih kalah dengan yang satu ini. Bahkan beruang, yang terkenal suka hibernasi (tidur panjang) selama musim dingin juga kalah jauh. Ya, inilah pemegang rekor terlama: siput gurun. Hewan yang satu ini bisa tertidur sampai tiga tahun berturut-turut tanpa terbangun.

3. Lumba-lumba
Lumba-lumba bisa berenang dengan sebagian otak mereka tertidur. Mereka bisa memiliki gelombang otak non-REM yang berfungsi sama seperti ketika manusia tidur, sementara sebagian otaknya tetap terbangun.

4. Kuda dan Sapi
Kuda dan sapi bisa tidur sambil berdiri. Namun mereka tidak mengalami tidur REM secara penuh. Ini menyebabkan kuda dan sapi tak bisa tidur nyenyak, hingga bermimpi, kecuali saat mereka tidur sambil berbaring.

5. Jerapah
Jerapah memiliki kemampuan yang unik dalam har menahan kantuk. Ini karena jerapah bisa bertahan terus terjaga hingga berminggu-minggu tanpa tidur siang.

6. Platypus
Saat tidur, platypus melakukan gerakan yang sama dengan saat dia sedang mencari mangsa. Ini kemungkinan besar untuk menutupi bahwa dia sedang tertidur, sehingga mangsa atau musuh tak akan berani mengganggunya.

 

Babon papio Afrika


7. Babon papio Afrika
Untuk menghindari pemangsa, monyet babon papio Afrika tidur di pucuk pohon tanpa berbaring. Mereka bisa tertidur sambil duduk dan berpegangan pada pohon.

8. Kelelawar
Kelelawar tidur dengan kepala menghadap ke bawah. Ini tentu bukannya tanpa alasan. Posisi ini menguntungkan saat ada pemangsa yang mendekat. Dengan begitu, mereka bisa langsung terbang untuk melarikan diri.

9. Albatros
Albatros adalah salah satu jenis burung yang memiliki kebiasaan tidur unik. Tak perlu mencari sarang untuk tertidur, karena burung albatros bisa tidur sambil terbang.

10. Semut
Kebanyakan orang mengira semut tidak pernah tidur. Padahal faktanya, semut pekerja bisa tidur sebanyak 253 kali dalam sehari. Bagaimana bisa? Ini karena mereka hanya menghabiskan waktu 1,1 menit saja untuk satu kali tidur.










 



 

Inilah Penyakit Menular Tertua dalam Sejarah Manusia

Posted: 03 Mar 2014 09:10 PM PST

Pernahkah kamu bertanya, apakah manusia purba juga sakit. Dan bila ya, adakah penyakit tersebut menular. Apakah penyakit menular tertua yang dialami manusia, apakah flu atau penyakit lain?

Menarik, rasa penasaran serupa juga menjadi bahan penelitian ilmuwan. Dan dari hasil temuan, rupanya penyakit menular tertua adalah kusta.

 


Ilmuwan Pusat Kanker MD Anderson University of Texas, Amerika Serikat menemukan dua bakteri kusta berasal dari bakteri leluhur yang sama sekitar 10 juta tahun lalu. Bakteri ini disebutkan pernah menyerang nenek moyang manusia dan hominid, kerabat manusia yang hidup belasan juta tahun lalu.

Bersama Francisco Silva, peneliti University of Evolutionary Genetics Unit Valencia, Spanyol, Prof. Han menemukan ada dua bakteri yang berasal dari nenek moyang terakhir sekitar 10 juta tahun lalu.

Sebelum temuan itu, peneliti berkeyakinan nenek moyang bakteri mengalami evolusi reduktif besar yang berdampak pada tidak aktifnya sekitar 40 persen gen dalam genom itu.

Disebutkan, bakteri kusta tak bisa hidup di luar tubuh manusia, kecuali kasus langka ditemukan pada mamalia kecil liar yang diperkirakan terinfeksi penjelajah benua Amerika ratusan tahun lalu.

Terkait kajian evolusi penyakit menular ini, sebenarnya pada 2008, ahli patologi Pusat Kanker MD Anderson, Xiang-Yang Han menemukan bakteri kusta baru dan telah menganalisis 20 gen Mycobacterium lepromatosis dan bakteri yang sudah dikenal Mycobacterium leprae.

Sejauh ini, lebih dari 400 turunan bakteri Mycobacterium leprae yang dianalisis ditemukan memiliki genom yang hampir identik. Ini menunjukkan manusia telah membawa bakteri kusta saat berpindah ke Afrika pada 100 ribu tahun lalu.

 


Menurut catatan, usia tertua pseudogen (disfungsi gen) bakteri kusta menunjukkan ketidakaktivan gen mulai terjadi pada 20 juta tahun lalu. Pada periode itu dilihat sebagai titik nenek moyang bakteri kusta berpindah ke nenek moyang manusia awal dan beralih berkembang secara bebas.

Parasit ini bersembunyi dengan bermutasi atau menghapus molekul berbahaya, dengan tetap mempertahankan inangnya. Kondisi ini menyebabkan kerusakan pada kekebalan tubuh manusia.

Yang menarik juga adalah, temuan para ilmuwan sejalan dengan catatan kitab-kitab suci agama semit - Yahudi, Kristen, Islam.  Dalam tarikh Perjanjian Lama, perlakuan khusus (diasingkan dari pemukiman) bagi penderita kusta merupakan hukum tertulis dalam tatanan bangsa Israel.

Alquran dan Alkitab juga telah mencatat kisah Ayyub ketika diuji kesabarannya  dengan penderitaan, termasuk penyakit kusta. Dari Surah Ali Imran 49 dan Al Maidah 110, Al Quran menjelaskan bahwa di dunia ini ada suatu penyakit yang disebut sofak (kusta).






 











Sumber
viva. dan sumber lain
foto:
tempo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"