Apa Kabar Dunia |
Bahaya WiFi Gratis dan Cara Pengamanannya Posted: 10 Mar 2014 01:05 AM PDT Siapa sih yang tak senang bisa ber-internet di area hotspot zone, bisa browsing bahkan download tanpa takut kehabisan kuota. Masalah mungkin hanya pada bandwith yang kurang tokcer. Ternyata, area hotspot WiFi gratis sering dimanfaatkan oknum pelaku kejahatan komputer untuk meretas data pribadi kita. Bahkan lembaga penegak hukum Uni Eropa, Europol memperingatkan untuk tidak mengirim atau menerima data penting menggunakan jaringan WiFi itu. Pemimpin divisi kejahatan dunia maya dari Europol, Troels Oerting mengatakan bahwa serangan melalui jaringan WiFi publik semakin meningkat dan sulit untuk dideteksi. "Browsing di kafe atau restoran merupakan ancaman terbesar. Hacker bisa dengan mudah masuk ke akun Anda atau membobol informasi sensitif lainnya. Mereka memiliki kunci yang dapat membuka kehidupan digital Anda," kata peneliti keamanan senior di Kaspersky Lab, David Emm. David menyebut, jangkauan WiFi router sekitar 100 meter. Bisa jadi hacker yang tengah menjaili Anda tengah duduk di samping Anda atau di sekitar tempat parkir kendaraan. Bagaimana cara menghindari kejahatan online di area hotspot WiFi gratisan? 1. Gunakan jaringan WiFi yang aman dan terpercaya saat mengetik username dan password atau transmisi data rahasia. 2. Sebelum log-in ke situs web, pastikan bahwa itu aman - cari 'https' dengan simbol gembok terkunci dan periksa sertifikat keamanannya. 3. Lindungi komputer atau gadget dengan produk keamanan internet terkemuka. 4. Sebisa mungkin hindari transaksi onlie menggunakan fasilitas hotspot WiFi gratisan. Kalau terpaksa, lebih baik matikan WiFi dan gunakan internet pribadi. Lebih baik kehilangan kuota daripada data dan uang di rekening, kan? 5. Pastikan selalu menggunakan Public Area ketika perangkat mendeteksi WiFi gratisan. Laptop dan gadget produksi mutakhir biasanya dilengkapi feature ini. Sumber: liputan6 | ||||
Posted: 10 Mar 2014 06:44 AM PDT Ini mungkin hanya skenario. Tapi lumayan jadi trending topic di beberapa forum luar, karena mengandung pelajaran, sekaligus sindiran tentang betapa korupsi sudah menjalar ke berbagai bidang. Ok, begini ceritanya... Dalam sebuah perampokan bank, para perampok mengingatkan semua sandera, "Jangan bergerak. Kehilangan uang di bank ini nggak akan berpengaruh banyak buat kalian. Serahkan saja pada kami, lebih baik sayangilah nyawa kalian!"
Ini bukan sekadar ancaman. Ini disebut Merubah Paradigma. Cara berpikir otak akan mudah terpengaruh dalam tekanan tertentu. Ketika teller wanita merasa ketakutan yang berlebihan, perampok berkata, "Tenang saja nona. Isi saja semua kantong dengan uang. Kami ke sini untuk merampok, bukan memperkosa." Ini disebut Profesionalitas. Para perampok bank hanya bertujuan menjarah semua uang dan benda berharga. Tujuan mereka tidak boleh teralihkan, karena bisa mengacaukan misi. Begitu para perampok kabur dan kembali ke markas. Salah satu anggota - baru lulus dari pendidikan tinggi - meminta kepada pimpinan mereka (yang hanya lulusan SD) agar menghitung uang segera dan dibagikan merata. Sang pimpinan yang lulusan SD itu menjawab, "Tenang kawan, jangan bodoh. Menghitung dan membagi-bagi sekarang sangat bahaya. Kita endapkan dulu, lihat berita di tivi agar tahu situasi." Ini disebut Pengalaman. Di jaman sekarang, pengalaman lebih penting daripada selembar kertas ijazah. Sementara itu.... kondisi di bank setelah dirampok. Manager bank melaporkan pada pimpinan pusat agar segera memberi rincian kerugian pada polisi. Namun pimpinan pusat memberi perintah balik, "Tambahkan 150 juta dalam laporan!" Manager bank pun menambahkan 170 juta! Artinya 20 juta masuk ke kantong pribadinya. Hari berikutnya, reporter tivi mengumumkan berita, "Dalam kasus perampokan Bank A kemarin, pihak yang berwajib merilis kabar pers bahwa kerugian ditaksir mencapai 200 juta."
Para perampok yang menyaksikan berita tivi kegirangan. Mereka pun mulai menghitung hasil jarahan. Ternyata hasilnya hanya 30 juta. Sang pemimpin pun geram, "Sialan! Kita yang bekerja bertaruh nyawa tapi pihak Bank tetap untung besar. Memang lebih baik sekolah sampai sarjana!" Inilah yang disebut Pengetahuan Lebih Berharga dibanding Harta Karun. Sementara pihak bank tertawa puas. Kerugian mereka diganti pihak asuransi. Pasar saham aman berkat peristiwa perampokan. Manager bank pun senang karena rekeningnya bertambah kembung. Inilah yang disebut Kejahatan Kerah Putih. Nah, jadi pertanyaanya: Siapa perampok sebenarnya, dan bagaimana paradoks dalam sistem pendidikan yang terjadi di dunia nyata? Catatan: Kami tidak menerjemahkan artikel asli dalam bahasa Inggris, melainkan disesuaikan dengan kondisi di sini. Ada idiom yang sulit dicari padanan ke bahasa Indonesia seperti misalnya "swimming with the tide" (berenang di arus pasang) menggambarkan manager bank yang memanfaatkan situasi, "mengambil kesempatan dalam kesempitan" tapi kurang enak di telinga kita. Semoga maklum :) |
You are subscribed to email updates from Apa Kabar Dunia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"