Senin, 17 Maret 2014

Apa Kabar Dunia

Apa Kabar Dunia


28 Km Menggendong Anak Difabel ke Sekolah

Posted: 17 Mar 2014 01:25 AM PDT

Tak menapik kemungkinan, pendidikan merupakan salah satu hal yang mutlak harus didapatkan setiap manusia yang hidup di dunia ini. Dengan mengenyam pendidikan yang cukup, banyak hal baik yang tentu akan datang dan terjadi di masa depan.

Tampaknya hal ini disadari betul oleh seorang ayah hebat asal Cina bernama Yu Xukang, yang mendedikasikan hidupnya demi pendidikan sang anak tercinta, Xiao Qiang. Demi menyekolahkan si kecil, Yu Xukang ia rela berjalan dan menggendong Xiao Qiang sejauh 28 kilometer setiap hari.

 

Malang memang nasib Xiao Qiang, yang harus menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah berpisah. Saat itu, Xiao Qiang masih berusia tiga tahun, yang artinya masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Hal ini pun memaksa sang ayah, Yu Xukang, berjuang sendirian membesarkan sang buah hati tercinta.

Kemalangan yang dialami Xiao Qiang tak berhenti di situ saja. Selain harus berpisah dengan sang ibu di usia tiga tahun, Xiao Qiang terlahir menyandang disabilitas sejak lahir. Hingga usianya yang kini telah 12 tahun, Xiao Qiang belum mampu berjalan. Lebih lanjut, tumbuh kembang Xiao Qiang berbeda dengan anak-anak normal biasanya.

"Anakku, dengan disabilitas yang ia sandang, tak mampu berjalan sendiri dan artinya ia tak bisa mengendarai sepeda. Apalagi, di usianya yang sudah 12 tahun, tinggi badannya masih 90 sentimeter," terang sang Ayah.

Di desa Yibin sendiri memang terdapat beberapa sekolah reguler di mana anak-anak seusia Xiao Qiang dapat bersekolah. Namun malangnya, sekolah-sekolah ini menolak Xiao Qiang belajar di tempat mereka lantaran dianggap tak mampu secara fisik dan mental.

Sekolah yang menerima kondisi Xiao Qiang letaknya sangatlah jauh. Itulah mengapa sang Ayah rela berjalan sejauh 28 kilometer setiap harinya demi membuat sang anak tercinta tetap bersekolah.

 

"Aku sudah menggendongnya seperti ini sejak September tahun lalu, setiap pagi aku bangun pukul 5 untuk menyiapkan bekal makan siangnya, kemudian aku mengantarkannya dan kembali ke sini untuk bekerja," tutur sang ayah.

"Aku kemudian kembali ke sekolah untuk menjemput putraku dan menggendongnya pulang," tambahnya.

Perjuangan sang ayah yang begitu keras nyatanya dibayar memuaskan oleh Xiao Qiang. Meskipun ia menyandang disabilitas, terbukti Xiao Qiang adalah salah satu murid paling berprestasi di kelas. Hal ini pun makin meyakinkan Yu Xukang akan kemampuan luar biasa sang buah hati.

 

"Aku sangat bangga dengan fakta bahwa ia mendapat ranking pertama di kelas dan aku yakin dia akan terus berprestasi. Mimpiku adalah nantinya ia terus bersekolah hingga ke perguruan tinggi," harap Yu Xukang.

Akhirnya Pemerintah Cina pun lambat laun mendengar kisah mengharukan antara ayah dan anak ini. Antusias dan ekspos media begitu besar yang akhirnya terdengar juga oleh masyarakat luas. Selain itu, Pemerintah Cina pun dikabarkan telah menyewa tempat tinggal yang layak di dekat sekolah Xiao Qiang agar sang ayah tak perlu lagi bersusah payah menggendongnya puluhan kilometer dari desa Yibin.



















Sumber:
woow

Perlu Tahu 10 Hal ini Agar Tak Menyinggung Orang di Berbagai Negara

Posted: 17 Mar 2014 12:54 AM PDT

Lain lubuk lain ikannya. Begitulah pepatah yang berarti perbedaan adat dan tradisi di suatu tempat. Sebuah kebiasaan yang dianggap wajar di suatu daerah bisa saja merupakan hal paling tabu di daerah lain. Demikian juga sebaliknya.

Berbagai wilayah di bumi ini punya ragam adat yang unik dan cocok menggambarkan pepatah di atas. Ada baiknya kita ketahui, siapa tahu suatu saat berkunjung ke negara tersebut maka tak akan canggung lagi dengan kebiasaan setempat. Contoh-contohnya terlihat di bawah ini.


1. Menambahkan garam pada makanan
 


Di Indonesia, kita bebas menambahkan garam, lada, saus ataupun kecap sesuai selera ketika makan di restoran atau ketika diundang makan di rumah teman. Namun, jangan lakukan kebiasaan tersebut ketika kamu mengunjungi Mesir. Menambahkan garam, gula, dan sebagainya pada masakan yang telah dihidangkan dianggap tak sopan di negara tersebut. Pasalnya, orang yang memasak makanan akan langsung berpikiran bahwa sang tamu tidak menyukai rasa masakan yang mereka hidangkan.



2. Menulis dengan tinta merah
Mungkin kamu adalah tipe orang kreatif dan ceria yang menyukai warna-warna cerah. Namun, sebaiknya hindari menulis dengan tinta merah dan gunakan pulpen dengan warna netral seperti hitam atau biru. Tulisan dengan tinta merah dianggap tak sopan di Indonesia. Sementara itu, di Korea Selatan, penulisan nama orang dengan menggunakan tinta merah menunjukkan bahwa orang tersebut sudah meninggal dunia.



3. Membenturkan gelas

Di beberapa negara, bersulang sambil saling membenturkan gelas sebelum minum dianggap sebagai gesture yang melambangkan penghormatan, sopan santun, atau perayaan atas suatu kejadian. Hal yang sama tak berlaku di Hungaria. Negara tersebut menganggap bersulang sambil membenturkan gelas adalah sebuah tindakan penghinaan. Ada sejarah kelam dibalik pandangan tersebut. Ternyata, pada masa peperangan antara Austria dan Hungaria, tentara Austria pernah bersulang dengan mendentingkan gelas untuk merayakan kematian 13 pimpinan prajurit Hungaria.



4. Makan tanpa sendok garpu
 

Norwegia termasuk salah satu negara yang sangat mementingkan tata krama saat makan (table manners). Sendok, garpu, pisau, dan peralatan lainnya harus selalu digunakan ketika makan. Makan lahap dengan menggunakan tangan dianggap tak sopan di Norwegia, begitu pula halnya dengan mengobrol, mendentingkan sendok atau garpu ke piring, bersendawa, mengunyah makanan sambil bersuara.



5. Memberikan hadiah berupa benda tajam
Meskipun temanmu di Belanda hobi memasak, jangan pernah memberikan hadiah pisau kepadanya. Mengapa? Ternyata, warga Belanda percaya bahwa memberikan hadiah berupa benda-benda tajam akan memdatangkan kesialan. Untuk amannya, jika ada teman Belandamu yang ulang tahun, berikan saja mereka benda-benda yang empuk dan lembut seperti boneka, bantal, atau selimut.




6. Datang tepat waktu
Jam karet menjadi salah satu kebiasaan warga Indonesia yang paling menyebalkan. Ternyata, kebiasaan tersebut malah dianggap sopan di Venezuela. Justru, kamu akan dianggap tak sopan jika datang terlalu cepat atau tepat waktu saat diundang ke pesta. Sang tuan rumah akan merasa kamu terlalu bersemangat atau malah serakah dan ingin segera mencicipi hidangan-hidangan pesta. Waktu yang aman untuk datang ke pesta di Venezuela adalah sekitar 10-15 menit setelah jadwal yang ditentukan.



7. Bayar makanan masing-masing
Mau makan gratis di restoran? Gampang. Syaratnya, kamu harus punya teman di Turki. Ya, warga Turki senang membayarkan makanan untuk teman-teman yang mereka ajak makan. Dijamin mereka akan menolak jika kamu berbasa-basi akan membayar tagihan makanmu sendiri. Bagaimana cara membalas kebaikan mereka? Simpel saja. Kamu tinggal mengajak mereka makan di restoran dan membayarkan tagihan makanan mereka.



8. Memberikan bunga
 

Bunga kerap disebut sebagai lambang cinta. Tak heran jika bunga dan cokelat menjadi hadiah terpopuler yang diberikan pada perayaan Valentine. Namun, bunga sama sekali bukan hadiah yang menyenangkan di Cina. Bunga kerap diasosiasikan dengan kematian. Jadi, memberikan bunga pada seseorang di Cina artinya mendoakan orang tersebut agar cepat mati. Selain bunga, benda-benda yang tak boleh diberikan sebagai hadiah di Cina adalah jam, sapu tangan, dan sandal jerami.



9. Memotret orang

Sebagian besar orang di dunia suka difoto, kecuali selebriti dunia yang sudah lelah dengan paparazzi atau warga Ghana. Ya, warga Ghana! Mengapa warga Ghana tak suka difoto? Rupanya, mereka takut kalau jiwa mereka akan tercuri jika difoto oleh seseorang. Jadi, jangan repot-repot membeli kamera DSLR yang super mahal jika kamu berencana berlibur ke Ghana untuk memotret kehidupan penduduk asli sana.



10. Bergandengan tangan
Berjalan sambil bergandengan tangan menunjukkan pertemanan dan keakraban di Indonesia dan di negara-negara mayoritas Muslim. Namun di negara-negara barat, tindakan tersebut ternyata dianggap menunjukkan orientasi seksual seseorang, khususnya jika yang bergandengan tangan adalah 2 pria dewasa. Berjalan sambil bergandengan tangan sesama pria di Amerika Serikat atau Kanada, warga lokal akan langsung beranggapan bahwa kamu dan temanmu sebagai pasangan gay.







 
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"