Apa Kabar Dunia |
- 5 Cara Mengetahui Ular Berbisa Atau Tidak
- 6 Mitos dalam Sains yang Perlu Tahu
- Bersiaplah Menyambut Baterai dari Gula
5 Cara Mengetahui Ular Berbisa Atau Tidak Posted: 23 Jan 2014 01:45 AM PST Saat mendengar kata "ular" biasanya kita langsung ngeri. Langsung terbayang gigitannya mengalirkan bisa yang mematikan. Padahal kita sudah tahu ada yang berbisa dan ada yang tidak, tapi tetap susah membedakannya. Setiap melihat ular, reaksi praktisnya adalah kabur, ambil langkah seribu. Menurut para peneliti dan ilmuwan, Anda harus tahu bahwa ular berbisa dan tidak berbisa dapat dibedakan secara fisik. Tak hanya ciri fisik, bahkan banyak sisi yang dapat dimanfaatkan untuk melihat ular itu berbahaya atau tidak. Ingin tahu? Berikut ulasannya 1. Ular agresif tidak berbisa Kebanyakan, ular yang agresif justru cenderung tidak berbisa. Mereka hanya sekedar menakut-nakuti atau sekadar bertahan saat merasa terusik. Itulah cara mereka untuk mengusir predator. Lebih berhati-hatilah pada ular yang tenang dan gerakannya lambat. Ular-ular jenis ini justru memiliki bisa tinggi. Contohnya seperti King Cobra, ular ini cenderung berjalan dengan pelan meskipun terusik. Jika benar-benar terusik, maka dia akan mematuk dan meninggalkan bisanya pada korban. 2. Tak perlu membelit Jika ular berbisa, tidak perlu membelit untuk membunuh mangsanya. Sebab dengan satu gigitan saja, mangsa akan tergeletak tak berdaya bahkan mati. Sementara untuk ular yang tidak memiliki bisa cenderung membelit mangsanya agar mati. 3. Bentuk kepala Bentuk kepala ular tidak berbisa biasanya lonjong seperti telur. Sementara untuk ular berbisa, mereka memiliki bentuk kepala segitiga. Namun yang perlu diingat adalah, tetap ada pengecualian. Contohnya ular kobra, ular ini tidak memiliki bentuk segitiga namun bisanya sangat mematikan. 4. Jenis gigitan Apabila Anda digigit ular, coba lihat bagaimana bekas gigitan tersebut. Apabila meninggalkan bekas dua titik akibat taring ular, maka jelas itu adalah ular berbisa. Namun jika gigitan tersebut meninggalkan bekas luka berupa deretan gigi yang tersusun rapi (bekas gigitannya melengkung membentuk gigi), maka itu bukanlah ular berbisa. 5. Tidak langsung pergi Ular berbisa memiliki kebiasaan untuk menunggu korban gigitannya mati di hadapannya. Sehingga setelah menggigit, sejenis ular kobra akan tetap diam di tempat. Berbeda dengan ular tanpa bisa atau berbisa rendah, mereka cenderung akan langsung pergi setelah menggigit apapun yang mengusiknya. Sumber: merdeka |
6 Mitos dalam Sains yang Perlu Tahu Posted: 22 Jan 2014 11:49 PM PST Dunia sains selalu berkembang, kebenaran di masa lalu bisa jadi sudah kuno. Penelitian dan penemuan baru membuka jalan pada fakta yang lebih terkini. Sayangnya, tak semua informasi sains terbaru diterima orang banyak. Sehingga, seringkali ada pernyataan-pernyataan dalam sains yang ternyata tidak lagi benar. Kebenaran usang akhirnya menjadi mitos. Nah, apa sajakah mitos-mitos populer mengenai sains? Berikut daftarnya. 1. Air dapat menghantarkan listrik Kita percaya bahwa air dapat menghantarkan listrik. Padahal sebenarnya senyawa-senyawa yang mengotori air, seperti garam, yang melakukannya. Jadi, air yang sangat murni tidak membuat kita kena setrum. Masalahnya, tidak ada air yang benar-benar murni, sehingga tetaplah berhati-hati dan jauhkan benda-benda elektronik, seperti pengering rambut, mesin cuci, dan lain sebagainya, dari air. 2. Tidak ada gravitasi di stasiun luar angkasa Sebenarnya, masih ada gaya gravitasi di dalam stasiun luar angkasa, meskipun tentu saja lebih sedikit dibandingkan yang ada di bumi. Keadaan yang tetap yang disebabkan oleh keberadaan stasiun luar angkasa di dalam orbitlah yang membuat astronot kehilangan bobot mereka. 3. Bisa menggulung lidah atau tidak tergantung pada gen Kedengarannya memang konyol, tapi banyak orang percaya bahwa kemampuan untuk menggulung lidah disebabkan oleh gen. Nyatanya, menurut studi di tahun 1940, anak-anak dapat mempelajari keahlian ini, dan sebelas tahun kemudian, para ilmuwan menemukan bahwa jumlah anak-anak yang mampu menggulung lidah mereka di sekolah-sekolah Jepang meningkat hingga 20% pada anak usia 6-7 dan 12 tahun. 4. Astronot akan meledak tanpa pakaian luar angkasaAstronot memang tidak bisa bertahan lama tanpa pakaian luar angkasa mereka, tapi mereka tidak akan meledak. Ruang hampa udara akan membuat darah mendidih, yang menyebabkan astronot akan kehilangan begitu banyak panas tubuh sehingga mati kedinginan. Kabar baiknya, mereka mungkin telah kehilangan kesadaran terlebih dahulu karena kurangnya oksigen. 5. Melewatkan sarapan akan membuat gemukHanya sedikit penelitian yang mencoba untuk membuktikan hal ini, dan ternyata studi itu menunjukkan bahwa melewatkan sarapan hanya memiliki sedikit bahkan hampir tidak ada dampaknya pada kenaikan berat badan. 6. Kita hanya menggunakan 10% dari otak Kita mungkin memang hanya menggunakan sedikit bagian otak ketika sedang duduk dan tidak melakukan apapun. Namun selama 24 jam, sebenarnya kita menggunakan sebagian besar fungsi otak kita Sumber: mizanmag |
Bersiaplah Menyambut Baterai dari Gula Posted: 22 Jan 2014 07:30 PM PST Pengembangan teknologi saat ini banyak diarahkan agar lebih ramah lingkungan. Dan para peneliti dari Virginia Tech pun baru saja menciptakan sebuah baterai ramah lingkungan dengan bahan gula. Tak hanya ramah lingkungan, baterai yang diklaim mempunyai densitas energi yang tinggi tersebut juga bisa dibuat dengan harga yang murah. Lebih hebatnya, karena berbahan dasar gula, maka baterai diisi ulang dengan sangat mudah. Profesor Biological System Engineering, Y.H. Percival Zhang mengatakan bahwa gula merupakan senyawa penyimpan energi yang sangat sempurna. Dengan begitu, teknologi baterai berbahan gula ini tak akan membahayakan alam. Namun Zhang mengatakan,ini bukanlah kali pertama para peneliti mengembangkan baterai dari gula. Sebelumnya pernah dilakukan hal serupa. Bedanya, baterai yang dikembangkan peneliti Virginia Tech mempunyai densitas energi yang lebih tinggi. Baterai berbahan gula itu pun kemungkinan bisa digunakan untuk khalayak umum dalam tiga tahun mendatang. Dan jika terwujud, maka baterai ini pun kemungkinan akan dipakai pada berbagai perangkat elektronik. Sumber: phys. |
You are subscribed to email updates from Apa Kabar Dunia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"