Apa Kabar Dunia |
- Wow, Teleskop NASA Menangkap Gambar Tangan Tuhan
- Ini Rahasianya Bisa Jalan di Atas Api
- Pelajar yang Berkorban Mencegah Bom Bunuh Diri
- Hikayat Kota Langganan Banjir Selama Ratusan Tahun
Wow, Teleskop NASA Menangkap Gambar Tangan Tuhan Posted: 14 Jan 2014 12:50 AM PST Teleskop NASA NuSTAR (Nuclear Spectroscopic Telescope Array) melihat fenomena unik dari sebuah bintang meledak. Awan material yang muncul membentuk gambaran tangan - lihat foto - sehingga dijuluki: Tangan Tuhan. Mungkin ini hanya peristiwa pareidolia. Bagaimanapun, kejadian langka ini mengundang decak kagum banyak orang. Para ilmuwan tidak yakin apakah materi yang dikeluarkan benar-benar diasumsikan bentuk tangan, atau apakah interaksinya dengan partikel pulsar yang membuatnya tampak seperti itu. "Kami tidak tahu apakah bentuk tangan adalah ilusi optik," Hongjun An, dari McGill University di Montreal, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Dengan NuSTAR, tangan itu terlihat lebih seperti kepalan, yang memberikan kita beberapa petunjuk." Awan merah muncul di ujung jari adalah struktur terpisah yang disebut RCW 89. Para astronom percaya, angin pulsar mungkin memanaskan awan itu yang menghasilkan energi cahaya sinar X lebih rendah. NuSTAR yang dilengkapi sinar X energi tinggi memungkinkan melakukan pengamatan lebih baik. Gambar terbaru ini menggambarkan sebuah nebula angin pulsar, yang diproduksi dari sisa-sisa padatan dari sebuah bintang yang meledak dalam supernova. Apa yang tertinggal adalah pulsar, yang disebut PSR B1509-58 (dipendekkan jadi B1509), yang berputar 7 kali per detik. Sumber: sains | ||||||
Ini Rahasianya Bisa Jalan di Atas Api Posted: 13 Jan 2014 11:44 PM PST Atraksi berjalan di atas api belakangan marak jadi sajian wisata. Yang dipertunjukkan kemampuan melangkah di atas bara yang panas, seolah-olah perlu kesaktian khusus agar tak terluka. Sebenarnya siapapun bisa meakukannya, tapi bagaimana dan apa rahasianya? Sebenarnya, atraksi tersebut tidak pernah menggunakan api yang benar-benar berkobar. Mereka menggunakan api yang berasal dari potongan kayu sehingga yang diinjak pelaku hanyalah arang yang berpijar. Potongan-potongan kayu terdiri dari banyak senyawa karbon, beberapa molekul organiknya mudah menguap, termasuk menguapkan air. Ketika dipanaskan, molekul organik akan menguap karena panas yang dikeluarkan api akan menguapkan semua senyawa organik volatil (mudah menguap) dan air. Setelah terjadi pembakaran dan semua molekul organik menguap, yang didapatkan kemudian hanya senyawa karbon yang hampir murni dan karbon adalah salah satu unsur yang ringan. Struktur karbon yang ringan merupakan penghantar panas yang buruk sehingga dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk dapat memindahkan panas dari bara ke kulit seseorang. Sebagai perbandingan, logam adalah penghantar panas yang cepat. Bara yang dihasilkan dari bahan logam dapat memindahkan panas dalam waktu seketika dan orang yang terkena bisa mendapat luka bakar yang parah. Nah, demikianlah. Pelaku atraksi tidak berjalan di atas logam yang membara, melainkan berjalan di atas arang terbakar yang tertutup abu. Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran juga bertindak sebagai penghambat panas atau lapisan isolator sehingga perpindahan panas ke kulit seseorang menjadi lebih lambat. Kenyataan itu bukan berarti tidak mungkin membakar sama sekali karena perpindahan panas masih mungkin terjadi. Karenanya, pelaku atraksi semacam itu akan berjalan dengan cukup cepat sehingga waktu kontak dengan arang akan lebih pendek dan kaki tidak akan mendapat panas yang cukup untuk membakar kulitnya. Jadi, gabungan faktor daya hantar arang terhadap panas yang buruk, insulasi (penghalang panas) dari abu, dan waktu kontak yang pendek antara kaki dengan arang memungkinkan pelaku atraksi berjalan di atas api tanpa terluka. Walau demikian, kamu harus berlatih dan sebaiknya langsung belajar di tempat atraksi bersama ahlinya. Penjelasan saat praktek akan lebih bermanfaat guna mengurangi risiko luka bakar. Sumber: sains | ||||||
Pelajar yang Berkorban Mencegah Bom Bunuh Diri Posted: 13 Jan 2014 09:11 PM PST Seorang remaja berusia 15 tahun tewas dalam upaya menggagalkan serangan bom bunuh diri yang mengincar sekolahnya. Insiden ini bermula saat murid kelas sembilan yang bernama Aitzaz Hassan Bangash hendak berangkat ke sekolah Ibrahimzai di distrik Hangu, wilayah utara provinsi Khyber Pakhtunkhwa di hari Senin. Saat itulah ia bertemu dengan seorang pengebom bunuh diri. Pelaku yang menyamar sebagai murid sekolah itu, bertanya pada Aitzaz dan sepupunya Musadiq Ali Bangash bagaimana jalan menuju sekolah. Saat itu mereka melihat rompi bom menyembul di tubuh pelaku. Saat siswa lainnya mundur, Aitzaz justru dengan berani berusaha meringkusnya. "Dia bilang, 'Saya akan menghentikannya. Dia ingin membunuh teman-teman sekolah saya'. Siswa lain kabur, tapi Aitzaz menantangnya dan coba menangkapnya," papar Musadiq. Menurut saksi lainnya, Rajab Ali, Aitzaz melempari pengebom dengan batu saat dia mencoba memasuki sekolah. Ledakan pun terjadi saat Aitzaz menangkapnya dan seketika mereka berdua tewas di tempat. Berkat aksi heroiknya, Aitzaz berhasil menyelamatkan sekitar 200 murid yang berada dalam sekolah. "Sepupu saya mengorbankan nyawanya untuk sekolah dan ratusan kawan-kawannya. Dia selalu mengatakan 'saya selalu siap untuk negara ini'," kata Musadiq. Ayah Aitzaz, Mujahid Ali, mengaku bangga dengan tindakan anaknya itu. "Anak saya membuat ibunya menangis. Tapi dia berhasil mencegah ratusan ibu menangisi anak-anak mereka," kata Mujahid. Aitzaz kemudian dielu-elukan sebagai pahlawan baru Pakistan. Berbagai pujian terhadap tindakannya pun membanjiri sosial media. Sumber: presstv | ||||||
Hikayat Kota Langganan Banjir Selama Ratusan Tahun Posted: 13 Jan 2014 09:07 PM PST Jakarta punya satu musim yang bisa ditambahkan dalam daftar keunikan kota ini, yakni banjir. Setiap tahun tak pernah absen, pasti banjir. Rupanya masalah ini sudah berlangsung ratusan tahun. Banjir di Jakarta ternyata sudah terjadi semenjak masa pemerintahan Kolonial Belanda. Beberapa tahun setelah mendarat, pemerintahan kolonial sudah merasakan rumitnya menangani banjir di Batavia. Banjir besar pertama kali mereka rasakan di tahun 1621, diikuti tahun 1654 dan 1876. Karena sering dilanda banjir, pemerintah Belanda merasa perlu untuk mulai mengelola air secara serius. Tahun 1918 Pemerintah Belanda mulai membangun beberapa kanal. Misalnya Kanal Banjir Barat (BKB) pada tahun 1922 antara Manggarai-Muara Angke sepanjang 17,4 km. Kanal banjir ini merupakan gagasan Prof H van Breen dari BOW (cikal bakal Kementrian Pekerjaan Umum). Inti konsep ini adalah pengendalian aliran air dari hulu sungai dan mengatur volume air yang masuk ke kota Jakarta.
Meski sudah dibangun Kanal Banjir Barat, bukan berarti persoalan banjir di Jakarta bisa langsung diselesaikan. Pada Januari 1932 lagi-lagi banjir besar melumpuhkan Kota Jakarta. Ratusan rumah di kawasan Jalan Sabang dan Thamrin digenangi air. Saat pemerintahan beralih ke Republik Indonesia masalah banjir di Jakarta pun tak kunjung bisa diselesaikan. Tercatat sejak kemerdekaan beberapa banjir besar terjadi di Jakarta, seperti pada tahun 1976, 1984, 1994, 1996, 1997, 1999, 2002, 2007, 2008, dan kini 2013. Untuk mengatasi banjir akibat hujan lokal dan aliran dari hulu di Jakarta bagian timur dibangun Kanal Banjir Timur (BKT). Sama seperti BKB, BKT mengacu pada rencana induk yang kemudian dilengkapi "The Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal Project in the City of Jakarta" tahun 1991, serta "The Study on Comprehensive River Water Management Plan in Jabotabek" pada Maret 1997.
Selain berfungsi mengurangi ancaman banjir di 13 kawasan, melindungi permukiman, kawasan industri, dan pergudangan di Jakarta bagian timur, BKT juga dimaksudkan sebagai prasarana konservasi air untuk pengisian kembali air tanah dan sumber air baku serta prasarana transportasi air. Penggalian untuk Kanal Banjir Timurnya sendiri baru dimulai pada tahun 2003. Panjang Kanal Banjir Timur ini 23,6 km dimulai dari Wilayah Jakarta Timur sampai dengan Wilayah Jakarta Utara, memiliki daya tampung limpahan air 390 m kubik per detik.
Untuk pembuatan BKT yang direncanakankan selesai pada tahun 2014 ini, perlu pembebasan lahan seluas 405,28 hektare yang terdiri dari 147,9 hektare di Jakarta Utara dan 257,3 hektare di Jakarta Timur. BKT mungkin jadi salah satu cara penanggulangan banjir, walau nyatanya masalah ini tetap kompleks saat jaman semakin modern. Pasalnya, selain sampah, Jakarta juga semakin kekurangan lahan resapan air (RAP). Perilaku warga untuk disiplin membuang sampah di tempat sampah, dan keseriusan pemerintah menambah ruang hijau jadi pekerjaan rumah kita bersama. Sumber: miti |
You are subscribed to email updates from Apa Kabar Dunia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"