Apa Kabar Dunia |
Ibu Bangsa yang Tak Mau Dimadu Posted: 22 Dec 2013 01:27 AM PST Seorang ibu, selain berperan penting membesarkan dan merawat penuh kasih sayang anak-anaknya, juga pasangan sepadan imam rumah tangga. Dan Bapak Bangsa, Soekarno memperolehnya dari Ibu Inggit. Dialah kekasih, ibu, dan juga teman yang mengantar Bung Karno ke gerbang kemerdekaan Bangsa ini. Dikutip dari buku Kuantar ke Gerbang, Ramadhan K.H. sosok Ibu Inggit digambarkan sebagai teladan bagi perempuan, bagi ibu di negeri ini. Berikut sekelumit kisahnya. Soekarno muda datang dari Surabaya setelah lulus Hoogere Burger School di akhir Juni 1921. Ia mempunyai mimpi besar untuk menjadi insinyur di bidang teknik sipil, Technische Hoogeschool te Bandoeng kemudian dipilih sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikannya. Tjokroaminoto sekaligus mertuanya membantu mencarikan tempat tinggal di Bandung, dan rumah Haji Sanusi kemudian menjadi tempat tinggalnya saat itu. Haji Sanusi adalah salah satu anggota Sarekat Islam, sedangkan Inggit Garnasih adalah istri dari Haji Sanusi yang waktu itu menjadi ibu kos Soekarno. Soekarno memang sudah mengagumi Inggit sejak pandangan pertama. Dia tidak pernah lupa saat Inggit menyambutnya di pintu rumah Jl. Ciateul, Bandung. "Keberuntungan yang utama itu sedang berdiri di pintu masuk dalam suasana setengah gelap dibingkai lingkaran cahaya dari belakang. Dia memiliki tubuh yang kecil, dengan sekuntum bunga merah menyolok di sanggulnya dan sebuah senyuman yang mempesona. Dia adalah istri Haji Sanusi, Inggit Garnasih. Oh, luar biasa perempuan ini," kata Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams. Gayung bersambut, rupanya Inggit pun terkesan dengan pertemuan pertama. "Dia mengenakan peci beledu hitam kebanggaannya dan pakaian putih-putih. Cukupan tinggi badannya. Ganteng. Anak muda yang bersolek, perlente." kata Inggit dalam novel biografi Kuantar ke Gerbang yang ditulis Ramadhan KH. Lalu singkat cerita, Soekarno dan Inggit menjadi sahabat. Soekarno kerap menceritakan kehidupan pernikahannya bersama Oetari yang hambar kepada Inggit. Menurut Soekarno, sikap Oetari yang kekanak-kanakan tidak sesuai dengan visi dan mimpi besarnya. Masih kekanakan?, iyalah wong si Oetari saat itu masih berusia 16 tahun, menurutku sih wajar aja. Dari Inggit, Soekarno juga tahu kalau pernikahan Inggit dan Haji Sanusi juga tidak berjalan harmonis. Kerap Haji sanusi meninggalkan Inggit untuk bermain bilyar dengan teman-temannya sampai larut malam. Dan dalam masa-masa itu, cinta mereka tumbuh subur. "Hanya Inggit dan aku dalam rumah yang sepi. Dia kesepian, aku kesepian. Perkawinannya tidak betul. Dan perkawinanku tidak betul. Dan, sebagai dapat diduga. Hubungan ini berkembang," kata Soekarno dalam buku biografinya. Soekarno pun mengutarakan maksudnya untuk menikahi Inggit kepada haji Sanusi. Ia meminta Haji Sanusi untuk segera menceraikan Inggit. Entah apa yang dirasakan Haji Sanusi saat mendengar keinginan Soekarno, tapi tidak lama setelah itu Haji Sanusi dan Inggit pun akhirnya resmi bercerai. Tahun 1923 Inggit dan Soekarno resmi menikah, dan kini kita mengenal Soekarno sebagai orang besar, penyambung lidah rakyat, singa podium yang menyuarakan rakyat, dan bermacam-macam julukan kebanggan untuknya. Keberhasilan Soekarno tidak terlepas dari jasa-jasa Inggit Garnasih, seseorang dibalik layar yang mendukung pergerakan Soekarno secara non materi dan materi. Ia menyediakan rumahnya untuk Soekarno dan teman-temannya berkumpul, serta membiayai kegiatan politik Soekarno pada saat itu. Ketika Soekarno menjalani hukuman penjara di Banceuy, dia menjadi tulang punggung keluarga dengan cara meracik jamu, bedak, menjahit kutang, menjadi agen sabun dan cangkul, serta membuat rokok berlabel 'Ratna Djuami' sambil tetap rutin mengunjungi Kusno (panggilan sayang untuk Soekarno) di penjara Banceuy sambil membawakan buku-buku. Dari dalam penjara itulah Soekarno kemudian lahir bersama pledoinya yang dikenal dengan nama Indonesia Menggugat. Inggit mampu melakoni tiga peran, sebagai ibu, sahabat, dan kekasih Kusno. Ketika Soekarno harus diasingkan ke Pulau Endeh Flores dan Bengkulu. Inggit ada di sana. Menemani Kusno yang ia sayangi. Mungkin tanpa Inggit Garnasih, Soekarno sudah selesai di penjara dalam keadaan putus asa dan pemikiran-pemikiran besarnya tidak pernah kita dengar. Fatmawati untuk keturunan Tahun 1942, Saat itu usia Inggit 53 tahun, ia memutuskan jalannya sendiri. Dengan tegas ia menolak untuk dimadu saat Soekarno mengutarakan niatnya untuk mempersunting Fatimah, atau lebih dikenal Fatmawati. Fatmawati sudah Inggit anggap sebagai anak sendiri ketika mereka berada di pengasingan Bengkulu. Alasan Soekarno logis, ia menginginkan keturunan, sedangkan Inggit sudah tidak bisa memberikan keturunan padanya.Ia kemudian meminta diceraikan dan dipulangkan ke Bandung. 1 juni 1943 Soekarno menikahi Fatmawati. Dan saat Indonesia merdeka, Fatmawati adalah wanita ibu negara pertama yang banyak kita kenal dan tercatat di buku-buku sejarah. Kabarnya, Inggit Garnasih setelah diceraikan masih menyimpang rasa sayang kepada Kusno. Hingga Soekarno tutup usia, ia masih datang melayat dan memberikan penghormatan terakhir kepada mantan suaminya itu. "… Sesungguhnya aku harus senang karena dengan menempuh jalan yang tidak bertabur bunga, aku telah mengantarkan seseorang sampai di gerbang yang amat berharga. Ya, gerbang hari esok yang pasti akan lebih berarti, yang jauh lebih banyak diceritakan orang secara ramai." [Inggit Ganarsih, Kuantar ke Gerbang - Ramadhan K.H.] Inggit sendiri menghabiskan masa tuanya di Bandung hingga tutup usia pada 13 April 1984 di usia 96 tahun. |
Tlachihualtepetl, Piramida Terbesar di Dunia yang Telah Lama Hilang Posted: 21 Dec 2013 07:59 PM PST Salah satu fitur yang paling terlihat di kota kecil San Andres Cholula, di wilayah Puebla Meksiko, adalah sebuah gereja yang dibangun di puncak bukit setinggi 180 kaki dari atas kota. Gereja ini bernama Iglesia de Nuestra Senora de los Remedios (Church of Our Lady of Remedies), juga dikenal sebagai Santuario de la Virgen de los Remedios (Sanctuary of the Virgin of Remedies), yang dibangun pada tahun 1594 di atas sebuah candi pra-hispanik. ![]() Gereja ini dibangun pada masa-masa Conquistadores (penaklukan spanyol di amerika latin), menjadikannya sebagai situs yang menarik. Apalagi dibingkai dengan puncak gunung berapi aktif, seperti dalam foto dibawah ini, yang merupakan salah satu foto pariwisata paling populer di Meksiko. ![]() Oke, sekarang kita kembali pada masa-masa penaklukan Spanyol di Amerika Latin. Sebagai penakluk, mereka meruntuhkan kuil-kuil penduduk pribumi yang mereka temukan dan membangun gereja-gereja di tempat-tempat dimana kuil-kuil itu dulunya berdiri. Itu cara orang Spanyol menegaskan dominasinya, dan juga menegaskan dominasi agama Katolik diatas agama-agama penduduk asli. Penduduk asli Amerika telah menghabiskan ribuan tahun untuk membangun banyak candi dan kuil, jadi ada banyak gereja yang dibangun untuk menggantikan mereka. Banyak dari candi-candi dan kuil-kuil yang dibangun penduduk asli Amerika, yang dibangun di atas piramida batu. Nah, gereja kecil di Cholula yang sepertinya berdiri di atas bukit, ternyata berdiri di sebuah kompleks piramida yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. ![]() Mungkin ini adalah keajaiban terbesar pada dunia kuno yang seakan tidak akan pernah terlihat. Kita tidak bisa melihatnya karena tertutup tanah. Ini menjelaskan mengapa konstruksi besar ini sempat tidak dikenal, karena hanya terlihat sebagai sebuah gundukan tanah yang sangat tidak fotogenik. Nama asli dari situs ini adalah "Tlachihualtepetl" (bahasa Nahuatl, yang merupakan bahasa lokal asli Amerika dari zaman suku Aztec, yang berarti "gunung buatan"). Ya, ternyata bukit ini di dalamnya terdiri dari susunan batu yang bukan alami. ![]() Piramida ini dibangun dalam empat tahap, diperkirakan mulai dari abad ke-3 SM hingga abad ke-9 M, dan didedikasikan untuk dewa Quetzalcoatl. Piramida ini luas dasarnya sekitar 450 m x 450 m, dan tinggi 66 m. Menurut Guinness Book of Records, Inilah piramida terbesar serta monumen terbesar yang pernah dibangun di dunia. Dengan total volume diperkirakan lebih dari 4,45 juta m3 batu, bahkan lebih besar dari Piramida Agung Giza di Mesir yang hanya sekitar 2,5 juta m3 batu. Namun Piramida Agung Giza lebih tinggi, karena tingginya mencapai 138,8 m. Suku Aztec percaya bahwa Xelhua lah yang membangun Piramida Besar Cholula. ![]() ![]() ![]() ![]() Para peneliti telah menggali kembali terowongan-terowongan yang ada di dalam bukit, lebih dari delapan kilometer. Penelitian mereka menyimpulkan bahwa gaya arsitektur batu dan artefak yang ditemukan di situs ini memiliki kemiripan dengan Teotihuacan. Sumber : versesofuniverse |
You are subscribed to email updates from Apa Kabar Dunia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"