Rabu, 09 Februari 2011

Detik Pos Indonesia

Detik Pos Indonesia


Italia Kecam Pembakaran Gereja di Temanggung

Posted: 08 Feb 2011 11:06 PM PST

DETIKPOS.net - Indonesia kini jadi sorotan dunia menyusul meletusnya dua kerusuhan yang melibatkan sentimen agama di Pandeglang dan Temanggung.

Dunia pun mengutuk keras. Salah satunya disuarakan langsung oleh Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini. "Ini adalah demonstrasi fanatisme yang sangat serius," kata dia di Praha, seperti dimuat situs MSN News.

Fratini yang berasal dari negeri yang 90 persen penduduknya adalah Katolik Roma mengatakan, apa yang terjadi di Temanggung adalah serangan kepada kebebasan beragama. "Juga serangan kebebasan berkeyakinan seseorang."

Menlu Italia berharap pemerintah Indonesia yang dikenal giat mendukung dialog antar umat beragama melakukan langkah yang benar dalam merespons aksi intoleransi ini.

Kecaman juga disampaikan Komisi Hak Asasi Manusia Asia, The Asian Human Rights Commission (AHRC). Lembaga ini melihat eskalasi penggunaan kekerasan oleh kelompok-kelompok fundamentalis agama adalah akibat dari tidak tegasnya aparat keamanan dalam menyikapi kasus-kasus serupa di masa lalu. Juga, menurut mereka, ini jelas menunjukkan adanya kelalaian pemerintah menjamin hak-hak dasar warganya.

AHRC meminta Indonesia mengusut tuntas kasus-kasus kekerasan yang berkaitan dengan keyakinan dan agama warga negaranya. Hukum harus ditegakkan untuk tindakan yang antitoleransi. "Demokrasi bukan berarti mayoritas berkuasa di atas minoritas. Tapi, adalah perlindungan tanpa kompromi terhadap hak-hak dasar manusia, termasuk kebebasan menganut agama dan keyakinan," demikian sikap AHRC dalam pernyataannya yang dimuat www.scoop.co.nz.

Khusus untuk kasus Ahmadiyah, AHCR juga mengritik kinerja Kepolisian Indonesia. "Polisi tidak bisa berlindung di balik klaim mereka tak bisa menghentikan aksi kekerasan itu," kata Direktur Eksekutif AHRC, Wong Kai Shing.

Hanya dalam hitungan hari, dua tragedi kekerasan terhadap umat beragama terjadi.

Minggu, 6 Februari 2011, sekitar 1.500 orang menyerbu rumah tempat berkumpul komunitas Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Tiga jemaah Ahmadiyah tewas mengenaskan.

Kerukunan umat beragama kembali terkoyak dua hari kemudian. Selasa, 8 Februari 2011. Kerusuhan di sidang kasus penodaan agama di Pengadilan Negeri Temanggung tak mampu dikendalikan polisi dan menjalar keluar gedung pengadilan. Massa yang didatangkan dengan truk dari luar Temanggung, mengamuk, membakar dan merusak tiga gereja. [vivanews/ris]

Blog Berita Indonesia

Heboh, Fenomena "UFO" di Langit Desa Sidorejo, Ponorogo, Jawa Timur

Posted: 08 Feb 2011 06:11 PM PST

DETIKPOS.net - Warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, digegerkan dengan penampakkan tangga putih yang menuju ke langit. Penampakan tersebut terekam saat salah seorang warga memotret keindahan Gunung Mangge, Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo dengan menggunakan kamera telepon genggam.

Hasil penampakan tangga ke langit itu terekam jelas oleh kamera telepon genggam. Tangga berwarna putih lengkap dengan anak tangga di atas lereng sebelah barat Gunung Mangge muncul saat Ida, warga Dukuh Bogem, Desa Sampung, Kecamatan Sampung memotret keindahan Gunung Mangge saat berobat sore hari di rumah Sis Muryati, seorang Bidan di Dukuh Gadel, Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo beberapa hari lalu sekitar Pukul 17.00 WIB.

Ida menceritakan, foto tersebut diambil di pinggir jalan depan rumah Bidan yang berhadapan dengan gunung Mangge. Saat itu dia dalam posisi di dalam mobil. Karena merasa ada pemandangan yang indah, ia pun mengambil obyek tersebut untuk diabadikan.

Namun saat melihat hasilnya, Ida mengaku terkejut dengan bayangan yang ada di bagian atas lereng Gunung Mangge tersebut.

"Saya sendiri terkejut saat melihat hasil jepretan kamera HP saya, karena waktu memotret tidak tampak gambar tangga putih tersebut. Cuma ada gambar pemandangan indah lereng Gunung Mangge," ujar Ida kepada pewarta HOKI, Selasa (8/2) didampingi Sutarno, Kepala Desa Sampung.

Padahal menurutnya, saat itu suasananya cerah, terang benderang dan tidak hujan.

"Cerah tidak hujan maupun petir," tuturnya.

Penasaran, Ida pun mencetak hasil jeretannya, bayangan tangga putih di atas lereng Gunung Mangge pun terlihat jelas. Warga yang mendengar hal tersebut beramai-ramai menuju kediaman Ida.

Di depan pewarta HOKI, Ida yang masih penasaran dengan keberadaan tangga ke langit kembali memotretnya dalam posisi yang sama. Namun, gambar tangga ke langit ini tidak muncul. Pemilik ponsel dan warga sekitar yakin jika tangga yang muncul di kamera Ida adalah sebuah keajaiban.

Namun kebenarannya masih perlu dibuktikan. Ida berharap ada orang yang bisa membuktikan kebenaran penampakan tangga ke langit yang muncul ini. Beberapa warga mengaitkan adanya tangga langit ini mitos penunggu Gunung Mangge yang dikenal dengan sebutan Putri Mangge sebab pangkal tangga tersebut bila diambil garis lurusnya, tepat berada di DAM Mangge yang menjadi tempat bersemayamnya putri Mangge.

"Setelah saya lihat, tangga itu mengarah ke DAM Mangge yang terletak di utara Gunung.

Di situ memang terkenal angker, termasuk adanya mitos putri mangge yang biasa mandi di situ. Mungkin saja tangga itu sebagai alat untuk menuju kahyangan," kata Kadenun, warga sekitar. [kabarindonesia/ris]

Blog Berita Indonesia

Misteri Makam Siti Nurbaya di Gunung Padang yang Dikeramatkan

Posted: 08 Feb 2011 12:59 AM PST

DETIKPOS.net - Makam Siti Nurbaya yang konon berada di Gunung Padang masih menjadi misteri. Simpang siurnya pemilik makam itu, membuat warga luar Gunung Padang menganggap sebagai tempat keramat.

Sejumlah warga yang datang ke makam itu ternyata bukan hanya ingin menikmati sejarah, namun kerap dijadikan tempat persemedian. Hal ini dibenarkan oleh Syahbudin Abas (43), warga sekitar.

Pria yang kerap mendampingi para peziarah itu mengatakan, tidak jelasnya pemilik makam tersebut membuat warga tidak bisa menolak pengunjung yang ingin melakukan ritual tertentu.

Dia menceritakan, peziarah yang datang ke kuburan tersebut bukan hanya satu atau dua orang, sesekali ada rombongan yang datang. Salah satu waktu yang diminati yakni menjelang hari raya Idul Adha.

"Dalam seminggu itu pasti ada orang yang datang bersemedi ke makam, tidak hanya dari Padang di luar Padang juga ada yang datang, seperti Medan bahkan dari Jawa juga ada yang sampai ke sini," ujarnya.

Mereka umumnya melakukan ritual pertapaan selama 1 hari hingga 2 minggu. Mereka percaya jika ritual tersebut dilakukan, maka keinginanya untuk menjadi orang sukses akan terwujud.

"Ada yang minta kaya, minta anak, minta kelulusan banyaklah. Kita kan tidak tahu apa tujuan mereka, yang jelas kita hanya mengantarkan mereka ke kuburan," tuturnya.

Biasanya kalau ada yang terpenuhi cita-citanya akan kembali ke makam untuk menunaikan nazarnya. "Kelambu itu bukan warga sini yang memberikan tapi orang yang terpenuhi nazarnya dan mereka memberikan kelambu di atas makam tersebut," ujarnya.

Yang lebih mengherankan ada warga Sungai Limau, Pariaman, bernama Munir atau lebih dikenal Buyuang Katuang pernah datang ke kuburan Siti Nurbaya.

Pria yang kerap disapa Bang Udin ini menjelaskan, Munir mengaku sebagai keturunan Siti Nurbaya. Namun dia tidak pernah lagi datang berziarah ke kuburan itu.

"Saat datang dia sudah sangat tua. Semenjak datang berziarah ke makam tersebut beberapa tahun lalu sampai saat ini tidak pernah datang lagi," paparnya.

Namun yang paling mencengangkan cerita warga Padang Kapeh yang melakukan ritual sekira tahun 2000-an.

"Dia bersemedi di makam itu selama dua minggu, mereka bertujuan bersemedi itu untuk mendapat mukjizat atau mendalami ilmunya. Namun setelah bersemedi ia mengatakan kepada saya bahwa yang bersemayam dalam kuburan itu bukan perempuan tetapi laki-laki," katanya.

Bang Udin memang pernah mendapat kabar makam itu bukan kuburan Siti Nurbaya. Sebagian menyakini makam tersebut milik seorang Syekh dari Banten.

"Dulu kan tidak seperti ini, warga yang menemukan kuburan itu hanya berupa gundukan tanah dan memiliki dua batu mirip batu nisan. Setelah diperhatikan batu itu bertuliskan Syekh bukan Siti Nurbaya, namun setelah pemugaran makam tersebut nama yang sebelumnya ditulis itu sudah dihapus. Saya dapat info bahwa makan itu milik seorang Syekh dari Banten, dan keberadaan kuburan ini sudah ada pada tahun 1918 lalu," ujarnya.

Namun sebagian warga masih menyakini makam tersebut sebagai makam "Siti Nurbaya". Meski demikian, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat harus segera turun tangan.

Ini dilakukan agar warga mengetahui apakah benar makam tersebut milik Siti Nurbaya atau memang makam seorang Syekh. Sehingga warga tidak terjebak dengan polemik yang berkepanjangan. [okezone/ris]

Blog Berita Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"