Berita Aneh |
- 4 Sebab Pria Selingkuh Menurut Pakar Percintaan
- 10 Tipe Pengunjung Warnet
- 10 Tipe Pengunjung Warnet
- Dokter Lo Siaw Ging – Inspirasi Teladan di Dunia Medis
- Dokter Lo Siaw Ging – Inspirasi Teladan di Dunia Medis
- He will never have a girlfriend
- inilah penemuan penemuan Thomas Alva Edison yang jarang Misterius
- 6 Pulau Buatan Terindah di Dunia
- 8 Tipe Pengguna Internet, yang Mana Tipemu?
- 8 Tipe Pengguna Internet, yang Mana Tipemu?
4 Sebab Pria Selingkuh Menurut Pakar Percintaan Posted: 13 Feb 2011 12:00 AM PST Sebuah survey yang menyertakan 46.000 responden mengungkap bahwa satu dari lima pria yang telah menikah mengaku berselingkuh dari kekasihnya. Sementara satu dari empat pria mengaku mungkin berselingkuh jika mereka tahu pasti tidak akan ketahuan. Sementara itu, 84 persen pria mengaku pernah tertarik dengan wanita lain, selain istri atau kekasih mereka. Penemuan ini kemudian memunculkan pertanyaan, apa sebenarnya penyebab utama pria berselingkuh? Dikutip dari Sofeminine, sejumlah pakar dan konsultan percintaan, serta pengacara pengurus perceraian mengungkap empat penyebab yang paling umum. 1. Tergoda Wanita yang Lebih Cantik 2. Bertengkar dengan Kekasih 3. Pelarian dari Masalah Menurut Keren, banyak pria lebih memilih menaikkan egonya dengan cara cepat daripada merenung dan berusaha mencari jalan keluar dari permasalahannya. 4. Merasa Kehilangan Kekuatan dan Kharisma "Pria bisa saja berpikir, mungkin penampilan mereka tidak menarik lagi dan tidak punya kekuatan sebesar dulu saat masih muda. Lalu muncul wanita muda yang mendekatinya, dan dia pun merasa kejantanannya bangkit kembali," ujar ahli percintaan Diana Parkinson. Beberapa pria mungkin akan menampiknya, tapi kenyataannya, banyak kalangan pria merasa tidak nyaman terhadap dirinya sendiri. Sumber : http://cintakita13.wordpress.com/2011/02/10/4-sebab-pria-selingkuh-menurut-pakar-percintaan/ |
Posted: 12 Feb 2011 11:00 PM PST Beberapa type user warnet paling dominan yang sering berkunjung ke warnet ![]() 1. Type Pemalu User seperti ini biasanya malu buat masuk sendirian ke warnet, setiap ke warnet mesti berdua, bertiga bahkan bergerombol dan sebelum masuk biasanya mereka ngobrol terlebih dahulu di depan warnet, diskusi, cubit-cubitan, tarik-tarikan, jambak-jambakan biar salah satu dari mereka masuk ke warnet lebih dulu. 2. Type Cuek Bebek 3. Type orang tersesat (nanya2 terus) 4. Type Bokepers 5. Type Mesumers 6. Type Dermawan 7. Type Ayam Bertelur 8. Type Tupai Melompat 9. Type Pendengar Radio 10. Type Geniters This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Posted: 12 Feb 2011 11:00 PM PST Beberapa type user warnet paling dominan yang sering berkunjung ke warnet ![]() 1. Type Pemalu User seperti ini biasanya malu buat masuk sendirian ke warnet, setiap ke warnet mesti berdua, bertiga bahkan bergerombol dan sebelum masuk biasanya mereka ngobrol terlebih dahulu di depan warnet, diskusi, cubit-cubitan, tarik-tarikan, jambak-jambakan biar salah satu dari mereka masuk ke warnet lebih dulu. 2. Type Cuek Bebek 3. Type orang tersesat (nanya2 terus) 4. Type Bokepers 5. Type Mesumers 6. Type Dermawan 7. Type Ayam Bertelur 8. Type Tupai Melompat 9. Type Pendengar Radio 10. Type Geniters This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Dokter Lo Siaw Ging – Inspirasi Teladan di Dunia Medis Posted: 12 Feb 2011 10:30 PM PST Maka, tak heran kalau pasien-pasien Lo Siaw Ging tidak hanya warga Solo, tetapi juga mereka yang berasal dari Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, dan Wonogiri. Usianya yang sudah menjelang 75 tahun tak membuat pria itu menghentikan kesibukannya memeriksa para pasien. Dokter Lo, panggilannya, setiap hari tetap melayani puluhan pasien yang datang ke tempatnya praktik sekaligus rumah tinggalnya di Jalan Jagalan 27, Kelurahan Jebres, Kota Solo. Mayoritas pasien Lo adalah keluarga tak mampu secara ekonomi. Mereka itu, jangankan membayar ongkos periksa, untuk menebus resep dokter Lo pun sering kali tak sanggup. Namun, bagi Lo, semua itu dihadapinya dengan "biasa saja". Dia merasa dapat memahami kondisi sebagian pasiennya itu. Seorang pasiennya bercerita, karena terlalu sering berobat ke dokter Lo dan tak membayar, ia merasa tidak enak hati. Dia lalu bertanya berapa biaya pemeriksaan dan resep obatnya. Mendengar pertanyaan si pasien, Lo malah balik bertanya, "Memangnya kamu sudah punya uang banyak?" Pasiennya yang lain, Yuli (30), warga Cemani, Sukoharjo, bercerita, dia juga tak pernah membayar saat memeriksakan diri. "Saya pernah ngasih uang kepada Pak Dokter, tetapi enggak diterima," ucapnya. Kardiman (45), penjual bakso di samping rumah dokter Lo, mengatakan, para tetangga dan mereka yang tinggal di sekitar rumah dokter itu juga tak pernah diminta bayaran. "Kami hanya bisa bilang terima kasih dokter, lalu ke luar ruang periksa," katanya. Cara kerja Lo itu membuat dia setiap bulan justru harus membayar tagihan dari apotek atas resep-resep yang diambil para pasiennya. Ini tak terhindarkan karena ada saja pasien yang benar-benar tak punya uang untuk menebus obat atau karena penyakitnya memerlukan obat segera, padahal si pasien tak membawa cukup uang. Dalam kondisi seperti itu, biasanya setelah memeriksa dan menuliskan resep untuk sang pasien, Lo langsung meminta pasien dan keluarganya menebus obat ke apotek yang memang telah menjadi langganannya. Pasien atau keluarganya cukup membawa resep yang telah ditandatangani Lo, petugas di apotek akan memberikan obat yang diperlukan. Pada setiap akhir bulan, barulah pihak apotek menagih harga obat tersebut kepada Lo. Berapa besar tagihannya? "Bervariasi, dari ratusan ribu sampai Rp 10 juta per bulan." Bahkan, pasien tak mampu yang menderita sakit parah pun tanpa ragu dikirim Lo ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Dengan mengantongi surat dari dokter Lo, pasien biasanya diterima pihak rumah sakit, yang lalu membebankan biaya perawatan kepada Lo. Kerusuhan 1998 "Enggak usahlah diberita-beritakan. Saya bukan siapa-siapa," ujarnya. Bagi Lo, apa yang dia lakukan selama ini sekadar membantu mereka yang tak mampu dan membutuhkan pertolongan dokter. "Apa yang saya lakukan itu biasa dilakukan orang lain juga. Jadi, tak ada yang istimewa," ujarnya. Di kalangan warga Solo, terutama di sekitar tempat tinggalnya, Lo dikenal sebagai sosok yang selalu bersedia menolong siapa pun yang membutuhkan. Tak heran jika saat terjadi kerusuhan rasial di Solo pada Mei 1998, rumah dokter keturunan Tionghoa ini justru dijaga ketat oleh masyarakat setempat. Lo juga tak merasa khawatir. Justru para tetangga yang meminta dia tidak membuka praktik pada masa kerusuhan itu mengingat situasinya rawan, terutama bagi warga keturunan Tionghoa. Namun, Lo menolak permintaan itu, dia tetap menerima pasien yang datang. "Saya mengingatkan dokter, kenapa buka praktik. Wong suasananya kritis. Eh, saya yang malah dimarahi dokter. Katanya, dokter akan tetap buka praktik, kasihan sama orang yang sudah datang jauh-jauh mau berobat," cerita Putut Hari Purwanto (46), warga Purwodiningratan, yang rumahnya tak jauh dari rumah Lo. Bahkan, meski tentara datang ke rumah Lo untuk mengevakuasi dia ke tempat yang aman, Lo tetap menolak. Maka, wargalah yang kemudian berjaga-jaga di rumah Lo agar dia tak menjadi sasaran kerusuhan. "Saya ini orang Solo, jadi tak perlu pergi ke mana-mana. Buat apa?" ucapnya. Anugerah Menjadi dokter, bagi Lo, adalah sebuah anugerah. Dia kemudian bercerita, seorang dokter di Solo yang dikenal dengan nama dokter Oen, seniornya, dan sang ayahlah yang membentuk sosoknya. Dokter Oen dan sang ayah kini telah tiada. Lo selalu ingat pesan ayahnya saat memutuskan belajar di sekolah kedokteran. "Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau saya mau jadi dokter, ya jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun orang yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka. Saya tidak pasang tarif," kata Lo yang namanya masuk dalam buku Kitab Solo itu. Papan praktik dokter pun selama bertahun-tahun tak pernah dia pasang. Kalau belakangan ini dia memasang papan nama praktik dokternya, itu karena harus memenuhi peraturan pemerintah. Tentang peran dokter Oen dalam dirinya, Lo bercerita, selama sekitar 15 tahun dia bekerja kepada dokter Oen yang dia jadikan sebagai panutan. "Dokter Oen itu jiwa sosialnya tinggi dan kehidupan sehari-harinya sederhana," ujarnya. Dari kedua orang itulah, Lo belajar bahwa kebahagiaan justru muncul saat kita bisa berbuat sesuatu bagi sesama. "Ini bukan berarti saya tak menerima bayaran dari pasien, tetapi kepuasan bisa membantu sesama yang tidak bisa dibayar dengan uang," katanya sambil bercerita, sebagian pasien yang datang dari desa suka membawakan pisang untuknya. Gaya hidup sederhana membuat Lo merasa pendapatan sebagai dokter bisa lebih dari cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Apalagi, dia dan sang istri, Maria Gan May Kwee atau Maria Gandi, yang dinikahinya tahun 1968, tak memiliki anak. "Kebutuhan kami hanya makan. Lagi pula orang seumur saya, seberapa banyak sih makannya?" ujar Lo. Bahkan, di mata para pasien, Lo seakan tak pernah "cuti" praktik. Lies (55), ibu dua anak, warga Kepatihan Kulon, Solo, yang selama puluhan tahun menjadi pasiennya mengatakan, "Dokter Lo praktik pagi dan malam. Setiap kali saya datang tak pernah tutup. Sepertinya, dokter Lo selalu ada kapan pun kami memerlukan." DATA DIRI • Nama: Lo Siaw Ging • Lahir: Magelang, 16 Agustus 1934 • Istri: Maria Gan May Kwee (62) • Pendidikan: – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 1962 – S-2 (MARS) Universitas Indonesia, 1995 • Profesi: – Dokter RS Panti Kosala, Kandang Sapi, Solo (sekarang RS dokter Oen, Solo) – Mantan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Dokter Lo Siaw Ging – Inspirasi Teladan di Dunia Medis Posted: 12 Feb 2011 10:30 PM PST Maka, tak heran kalau pasien-pasien Lo Siaw Ging tidak hanya warga Solo, tetapi juga mereka yang berasal dari Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, dan Wonogiri. Usianya yang sudah menjelang 75 tahun tak membuat pria itu menghentikan kesibukannya memeriksa para pasien. Dokter Lo, panggilannya, setiap hari tetap melayani puluhan pasien yang datang ke tempatnya praktik sekaligus rumah tinggalnya di Jalan Jagalan 27, Kelurahan Jebres, Kota Solo. Mayoritas pasien Lo adalah keluarga tak mampu secara ekonomi. Mereka itu, jangankan membayar ongkos periksa, untuk menebus resep dokter Lo pun sering kali tak sanggup. Namun, bagi Lo, semua itu dihadapinya dengan "biasa saja". Dia merasa dapat memahami kondisi sebagian pasiennya itu. Seorang pasiennya bercerita, karena terlalu sering berobat ke dokter Lo dan tak membayar, ia merasa tidak enak hati. Dia lalu bertanya berapa biaya pemeriksaan dan resep obatnya. Mendengar pertanyaan si pasien, Lo malah balik bertanya, "Memangnya kamu sudah punya uang banyak?" Pasiennya yang lain, Yuli (30), warga Cemani, Sukoharjo, bercerita, dia juga tak pernah membayar saat memeriksakan diri. "Saya pernah ngasih uang kepada Pak Dokter, tetapi enggak diterima," ucapnya. Kardiman (45), penjual bakso di samping rumah dokter Lo, mengatakan, para tetangga dan mereka yang tinggal di sekitar rumah dokter itu juga tak pernah diminta bayaran. "Kami hanya bisa bilang terima kasih dokter, lalu ke luar ruang periksa," katanya. Cara kerja Lo itu membuat dia setiap bulan justru harus membayar tagihan dari apotek atas resep-resep yang diambil para pasiennya. Ini tak terhindarkan karena ada saja pasien yang benar-benar tak punya uang untuk menebus obat atau karena penyakitnya memerlukan obat segera, padahal si pasien tak membawa cukup uang. Dalam kondisi seperti itu, biasanya setelah memeriksa dan menuliskan resep untuk sang pasien, Lo langsung meminta pasien dan keluarganya menebus obat ke apotek yang memang telah menjadi langganannya. Pasien atau keluarganya cukup membawa resep yang telah ditandatangani Lo, petugas di apotek akan memberikan obat yang diperlukan. Pada setiap akhir bulan, barulah pihak apotek menagih harga obat tersebut kepada Lo. Berapa besar tagihannya? "Bervariasi, dari ratusan ribu sampai Rp 10 juta per bulan." Bahkan, pasien tak mampu yang menderita sakit parah pun tanpa ragu dikirim Lo ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Dengan mengantongi surat dari dokter Lo, pasien biasanya diterima pihak rumah sakit, yang lalu membebankan biaya perawatan kepada Lo. Kerusuhan 1998 "Enggak usahlah diberita-beritakan. Saya bukan siapa-siapa," ujarnya. Bagi Lo, apa yang dia lakukan selama ini sekadar membantu mereka yang tak mampu dan membutuhkan pertolongan dokter. "Apa yang saya lakukan itu biasa dilakukan orang lain juga. Jadi, tak ada yang istimewa," ujarnya. Di kalangan warga Solo, terutama di sekitar tempat tinggalnya, Lo dikenal sebagai sosok yang selalu bersedia menolong siapa pun yang membutuhkan. Tak heran jika saat terjadi kerusuhan rasial di Solo pada Mei 1998, rumah dokter keturunan Tionghoa ini justru dijaga ketat oleh masyarakat setempat. Lo juga tak merasa khawatir. Justru para tetangga yang meminta dia tidak membuka praktik pada masa kerusuhan itu mengingat situasinya rawan, terutama bagi warga keturunan Tionghoa. Namun, Lo menolak permintaan itu, dia tetap menerima pasien yang datang. "Saya mengingatkan dokter, kenapa buka praktik. Wong suasananya kritis. Eh, saya yang malah dimarahi dokter. Katanya, dokter akan tetap buka praktik, kasihan sama orang yang sudah datang jauh-jauh mau berobat," cerita Putut Hari Purwanto (46), warga Purwodiningratan, yang rumahnya tak jauh dari rumah Lo. Bahkan, meski tentara datang ke rumah Lo untuk mengevakuasi dia ke tempat yang aman, Lo tetap menolak. Maka, wargalah yang kemudian berjaga-jaga di rumah Lo agar dia tak menjadi sasaran kerusuhan. "Saya ini orang Solo, jadi tak perlu pergi ke mana-mana. Buat apa?" ucapnya. Anugerah Menjadi dokter, bagi Lo, adalah sebuah anugerah. Dia kemudian bercerita, seorang dokter di Solo yang dikenal dengan nama dokter Oen, seniornya, dan sang ayahlah yang membentuk sosoknya. Dokter Oen dan sang ayah kini telah tiada. Lo selalu ingat pesan ayahnya saat memutuskan belajar di sekolah kedokteran. "Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau saya mau jadi dokter, ya jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun orang yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka. Saya tidak pasang tarif," kata Lo yang namanya masuk dalam buku Kitab Solo itu. Papan praktik dokter pun selama bertahun-tahun tak pernah dia pasang. Kalau belakangan ini dia memasang papan nama praktik dokternya, itu karena harus memenuhi peraturan pemerintah. Tentang peran dokter Oen dalam dirinya, Lo bercerita, selama sekitar 15 tahun dia bekerja kepada dokter Oen yang dia jadikan sebagai panutan. "Dokter Oen itu jiwa sosialnya tinggi dan kehidupan sehari-harinya sederhana," ujarnya. Dari kedua orang itulah, Lo belajar bahwa kebahagiaan justru muncul saat kita bisa berbuat sesuatu bagi sesama. "Ini bukan berarti saya tak menerima bayaran dari pasien, tetapi kepuasan bisa membantu sesama yang tidak bisa dibayar dengan uang," katanya sambil bercerita, sebagian pasien yang datang dari desa suka membawakan pisang untuknya. Gaya hidup sederhana membuat Lo merasa pendapatan sebagai dokter bisa lebih dari cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Apalagi, dia dan sang istri, Maria Gan May Kwee atau Maria Gandi, yang dinikahinya tahun 1968, tak memiliki anak. "Kebutuhan kami hanya makan. Lagi pula orang seumur saya, seberapa banyak sih makannya?" ujar Lo. Bahkan, di mata para pasien, Lo seakan tak pernah "cuti" praktik. Lies (55), ibu dua anak, warga Kepatihan Kulon, Solo, yang selama puluhan tahun menjadi pasiennya mengatakan, "Dokter Lo praktik pagi dan malam. Setiap kali saya datang tak pernah tutup. Sepertinya, dokter Lo selalu ada kapan pun kami memerlukan." DATA DIRI • Nama: Lo Siaw Ging • Lahir: Magelang, 16 Agustus 1934 • Istri: Maria Gan May Kwee (62) • Pendidikan: – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 1962 – S-2 (MARS) Universitas Indonesia, 1995 • Profesi: – Dokter RS Panti Kosala, Kandang Sapi, Solo (sekarang RS dokter Oen, Solo) – Mantan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo |
He will never have a girlfriend Posted: 12 Feb 2011 10:00 PM PST |
inilah penemuan penemuan Thomas Alva Edison yang jarang Misterius Posted: 12 Feb 2011 09:02 PM PST Bila Anda lihat tema Google Doodle (logo Google) hari ini, maka Anda akan mendapati bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Thomas Alva Edison yang ke-164. Lahir di Ohio pada 1847, Edison adalah seorang pengusaha sekaligus ilmuwan dan penemu besar Amerika Serikat yang memiliki begitu banyak hasil penelitian. Ia juga pendiri 14 perusahaan termasuk General Electric. Edison telah mematenkan lebih dari 1000 penemuannya di AS. Hasil penelitian besarnya meliputi lampu bohlam, ponograf (gramofon), kamera bergerak, dan dinamo. Namun, ada pula penemuan-penemuan yang tak terungkap oleh publik. Situs Gearlog mencatat setidaknya ada lima penemuan Edison yang belum begitu banyak diketahui orang. Jauh sebelum Amerika menggunakan mesin diebold untuk penghitungan suara, Edison sudah menawarkan alat hasil temuannya bernama Vote Recorder. Alat ini menghitung suara dengan model pertanyaan Ya atau Tidak. Sayangnya, mesin penghitung suara ini memiliki waktu proses yang lambat. Sampai-sampai salah seorang Ketua Komite Kongres berkata, "Bila ada sebuah penemuan di bumi ini yang tidak kita inginkan, mesin inilah dia," katanya. Tak hanya menemukan fonograf, Edison juga membesut sebuah versi miniatur dari pemutar musik itu, yang kemudian ditempatkan di dalam sebuah boneka. Fonograf itu kemudian bisa memainkan rekaman sajak untuk anak-anak, sehingga boneka itu seolah-olah berbicara. Saat Edison memperkenalkan baterai nikel-besi, ia kemudian memimpikan untuk membuat mobil listrik. Beberapa pembuat mobil seperti Detroit Electric dan Baker Electric, kemudian mengadopsi teknologi yang diperkenalkan Edison itu. Namun, belakangan dalam sebuah pesta makan malam, Henry Ford memberikan sebuah catatan kecil kepada Edison berbunyi "Mobil listrik telah mati." Setelah itu, perkataan itu terbukti kebenarannya. Mimpi Edison tak pernah kesampaian. Pada 1891 Edison mematenkan kamera film pertama yang dinamakan Kinematograph. Pada 1910, perusahaannya, Edison Manufacturing Company Studio, membuat film Frankenstein , sebuah film yang ia adaptasi dari novel horor klasik karya Mary Shelley. Temuan ini adalah salah satu subyek yang masih terus diperdebatkan. Edison sempat memberitahukan kepada beberapa media tentang upayanya untuk menemukan cara untuk menelepon orang yang telah meninggal dunia. Pada 1921 ia mengklarifikasi hal itu dengan mengatakan kepada New York Times, bahwa penemuannya itu bisa mendeteksi unit kehidupan yang di antara yang mati. Namun, banyak yang mengatakan bahwa Edison gagal total dalam upayanya kali ini. Bila alat ini sudah berhasil ditemukan, mungkin saja yang akan ditelepon paling dulu adalah arwah Edison sendiri. This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
6 Pulau Buatan Terindah di Dunia Posted: 12 Feb 2011 09:00 PM PST 2. Durrat Al Bahrain 3. Peberholm 4. Thilafusi 5. The World Island 6. Palm Island This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
8 Tipe Pengguna Internet, yang Mana Tipemu? Posted: 12 Feb 2011 09:00 PM PST ![]() 1. Tipe Pengguna jaringan sosial Mungkin inilah yang paling banyak digunakan oleh para netter. Netter jenis ini menggunakan internet untuk mengakses jaringan sosial seperti Facebook, Twitter, Myspace, dll. Mereka meluangkan waktunya hanya untuk sekedar bertemu dengan “teman-teman” mereka di dunia maya, atau pun hanya sekedar untuk membuat status di jejaring sosial yang diaksesnya. 2. Tipe penulis 3. Tipe pencari berita 4. Tipe penggemar forum 5. Tipe pencari uang 6. Tipe penipu 7. Tipe prostitusi 8. Tipe pemain game This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
8 Tipe Pengguna Internet, yang Mana Tipemu? Posted: 12 Feb 2011 09:00 PM PST ![]() 1. Tipe Pengguna jaringan sosial Mungkin inilah yang paling banyak digunakan oleh para netter. Netter jenis ini menggunakan internet untuk mengakses jaringan sosial seperti Facebook, Twitter, Myspace, dll. Mereka meluangkan waktunya hanya untuk sekedar bertemu dengan “teman-teman” mereka di dunia maya, atau pun hanya sekedar untuk membuat status di jejaring sosial yang diaksesnya. 2. Tipe penulis 3. Tipe pencari berita 4. Tipe penggemar forum 5. Tipe pencari uang 6. Tipe penipu 7. Tipe prostitusi 8. Tipe pemain game This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
You are subscribed to email updates from Berita Aneh To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"