Senin, 31 Januari 2011

Berita Aneh

Berita Aneh


Jangan Pernah Mengeluh Dengan Pekerjaan Anda (Full Pic)

Posted: 31 Jan 2011 12:00 AM PST

the worst jobs ever01

the worst jobs ever02

the worst jobs ever03

the worst jobs ever04

the worst jobs ever05

the worst jobs ever06

the worst jobs ever07

the worst jobs ever08

the worst jobs ever09

the worst jobs ever10

the worst jobs ever11

Jatuh Cinta Membuat Pikiran Tambah Cerdas & Pintar

Posted: 31 Jan 2011 12:00 AM PST

Tak hanya bermain puzzle atau mengisi TTS yang bisa membuat otak lebih encer, ternyata memiliki pasangan atau suami juga dapat membuat Anda lebih pintar. Selama ini Anda mungkin tidak menyadarinya atau tidak tahu caranya. Untuk itu, ketahui taktiknya agar hubungan asmara bisa 'dimanfaatkan' untuk membuat Anda dan pasangan lebih pintar, seperti dilansir dari Reader's Digest.

Jatuh cinta membuat otak semakin encer

Jatuh cinta membuat otak semakin encer

1. Nikahi orang yang mirip dengan Anda
Penelitian Seattle Longitudinal melihat 169 pasangan dalam interval tujuh tahun antara 1956 dan 1984. Ditemukan bahwa hubungan paling stabil adalah mereka yang menikah dengan orang yang tidak jauh berbeda dengan dirinya, dalam hal kecerdasan, fleksibilitas sikap, tanggung jawab sosial, dan tingkat pendidikan.
Para peneliti juga menemukan bahwa setelah 14 tahun bersama, pasangan yang lebih baik dalam hal memahami bahasa verbal dan kefasihan lisan, berhasil menarik pasangannya yang memiliki fungsi "lebih rendah" menjadi sama seperti mereka.

2. Berpegangan tangan sesering mungkin
Berpegangan tangan dengan pasangan dapat menciptakan perasaan hangat dan tenang. Saat stres, cobalah berpegangan tangan erat dengan pasangan. Penelitian dengan pemindaian otak menemukan bahwa ketika wanita menikah diberikan sengatan listrik ringan, hanya dengan memegang tangan suami mereka, respon rasa sakit pada otak bisa berkurang.

Wanita yang memiliki hubungan stabil, ternyata mengalami penurunan kadar stres yang tinggi terkait aktivitas otak. Ini bisa membuat Anda menjadi lebih andal dalam berpikir.

3. Berciuman minimal sekali dalam sehari
Berciuman memicu pelepasan oksitosin yang membuat Anda dan pasangan jadi lebih dekat serta menurunkan hormon kortisol, pemicu stres. Para peneliti mengatakan bahwa ketika berciuman, kita secara otomatis mengaktifkan hampir setengah dari saraf kranial yang mempengaruhi fungsi otak.
Semua informasi sensori dari berciuman – aroma, kehangatan dan kelembutan bibir pasangan – langsung menuju otak dan mengaktifkan neuron dan membuat koneksi baru.

4. Pasang foto pasangan di meja kerja
Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa dengan melihat foto kekasih, terutama pada tahap awal hubungan, bisa mengaktifkan area otak yang berhubungan dengan kesenangan, penghargaan dan memfokuskan perhatian serta menciptakan dan motivasi. Sensasi pada otak ini sama dengan yang terjadi pada seorang pecandu kokain.

Lalu, ketika Anda berada dalam pergolakan cinta baru, korteks prefrontal Anda juga akan lebih aktif. Yaitu, dengan banyak berpikir untuk bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama dan merencanakan masa depan.

5. Berdua saja
Sebuah studi menemukan bahwa tekanan darah rata-rata lebih rendah ketika seseorang menghabiskan waktu bersama pasangannya daripada ketika mereka menghabiskan waktu sendiri atau dengan orang lain. Bahkan jika Anda tidak berbicara, hanya dengan menghabiskan waktu di ruangan yang sama. Seperti, membaca, menonton televisi, atau bermain internet. Menghabiskan waktu berdua dengan pasangan membuat Anda lebih tenang dan membuat lebih mudah berpikir.

sumber

mengenal lebih dekat"Muḥammad Ḥusnī Mubārak"

Posted: 30 Jan 2011 11:50 PM PST



Muḥammad Ḥusnī Mubārak, juga dikenal dengan Hosni Mubarak, lahir di Kafr-El Meselha, Al Monufiyah, 4 Mei 1928; dan saat ini berumur 82 tahun adalah presiden Mesir sejak 14 Oktober 1981.
Mubarak ditunjuk sebagai wakil presiden setelah pangkatnya naik di jajaran Angkatan Udara Mesir. Kemudian, ia menjadi presiden untuk menggantikan presiden Anwar Al Sadat yang terbunuh pada 6 Oktober 1981 oleh kelompok Islam ‘radikal’. Ia merupakan Presiden Mesir kelima untuk masa jabatan lebih dari 30 tahun sejak menjabat pada tahun 1981. Sebagai Presiden Mesir, ia dianggap sebagai pemimpin yang paling berkuasa di wilayahnya.
Mubarak lahir pada 4 Mei 1928 di “Kafr El-Meselha”, Governorat Al Monufiyah (Mesir). Saat masih belajar di perguruan tinggi, ia bergabung dengan Akademi Militer Mesir hingga meraih gelar Bachelor’s Degree dalam Pengetahuan Militer pada tahun 1949. Pada tahun 1950, ia bergabung dengan Akademi Angkatan Udara dan kembali meraih gelar Bachelor’s Degree untuk Pengetahuan Aviation serta Ia mengajar di Akademi Angkatan Udara pada periode 1952-1959. Pada tahun 1964, ia diangkat sebagai Kepala Delegasi Militer Mesir untuk USSR.
Di bawah Konstitusi Mesir 1971, Presiden Mubarak memiliki kuasa yang luas atas Mesir. Bahkan, dia dianggap banyak orang sebagai seorang diktator, meskipun moderat. Ia dikenal karena posisinya yang ‘netral’ dalam Konflik Israel-Palestina dan sering terlibat dalam negosiasi antar kedua pihak.
Bagi kalangan Islamis baik yang ‘moderat’ maupun yang ‘radikal’, Mubarak tidak lebih merupakan sosok yang mirip dengan Anwar Saddat yang tewas terbunuh. Meski dinilai cukup moderat, namun banyak kebijakan-kebijakan era pemerintahannya justru ‘menekan’ Islam yang merupakan dasar negara resmi Mesir.
Mulai dari melanjutkan kebijakan pendahulunya yang bermesra-mesraan dengan zionis Israel, membuat tembok penghalang di perbatasan Mesir, tidak mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam melawan Israel, hingga penangkapan dan pembunuhan terhadap para aktivis Islam khususnya musuh ‘abadi’ nya, Ikhwanul Muslimin.
Di era pemerintahannya, polisi telah menjadi monster yang sangat menakutkan. Tidak hanya satu korban tewas oleh aparat penegak hukum itu di kantor mereka. Bahkan seorang dai salafi dari gerakan ansharus sunnah Muhammadiyah, harus tewas mengalami siksaan polisinya Mubarak hanya karena sang dai dituduh terlibat dalam pengeboman malam tahun baru.
Meski gerakan Salafi Mesir bisa dikatakan non politis bahkan sempat dikabarkan salah seorang ulama mereka mewajibkan “bai’at” terhadap kepemimpinan Mubarak hingga mengeluarkan fatwa hukuman mati terhadap orang yang berani ‘menentang’ Mubarak, dan ini menimpa tokoh oposisi Elbaradei yang menyerukan unjuk rasa massal menentang rezim Mubarak. Namun bagi Mubarak hal tersebut tidak berlaku.
Saking ‘kejamnya’ polisi Mesir dan intelijennya, mahasiswa Al-Azhar di Kairo sampai takut untuk menuliskan nama mereka atau organisasi mereka jika menulis artikel tentang “Mesir” di situs eramuslim. Mungkin mereka lebih tahu bagaimana perilaku aparat keamanan Mesir, hal ini terbukti dengan kasus penyiksaan beberapa mahasiswa Indonesia yang ada di Kairo oleh polisi Mesir. Yang lucunya, penangkapan para mahasiswa tersebut salah satu alasannya, karena salah seorang mahasiswa menempel poster Hamas dan Syaikh Ahmad Yassin di kamar mereka.
Bagi kalangan Jihadis, sosok Mubarak tidak lebih merupakan seorang “thaghut” yang harus disingkirkan sebagaimana yang menimpa pendahulunya Anwar Saddat. Mubarak meski secara zhahir seorang muslim, namun bagi kalangan Jihadis, Mubarak telah ‘murtad’ dari Islam dengan banyaknya alasan kemurtadan yang menimpa dirinya.
Walaupun Mesir dasar negara berlandaskan Islam (al-Quran dan Sunnah), hingga kini Mesir di bawah Mubarak sangat anti dengan namanya Syariat Islam. Bahkan musim pemilu parlemen baru-baru lalu, lewat antek-anteknya di KPU Mesir, menerapkan pelarangan penggunaan slogan-slogan keIslaman dalam kampanye – sebuah langkah yang bertujuan untuk menjegal kelompok oposisi utama Islam Ikhwanul Muslimin dari kancah politik Mesir, yang memiliki slogan “Al-Islam Huwal Hal” Islam adalah Solusi.
Mengcopy paste sikap presidennya, pejabat-pejabat pemerintahan Mubarak pun tidak jauh bedanya dengan Mubarak sendiri yang “anti-Islam”. Menteri pendidikan Mesir, Faruk Husni berkali-kali menghina syariat Islam khususnya Jilbab. Muslimah yang bercadar juga dilarang mengikuti ujian di kampus-kampus Mesir.
Di era pemerintahan Mubarak, tidak ada pertumbuhan ekonomi yang signifikan yang dialami oleh Mesir, meski didukung oleh AS tetap saja ekonomi Mesir terpuruk ditambah lagi dengan banyaknya pengangguran. Penjualan gas Mesir kepada Israel sekutunya, juga tidak otomatis membuat pendapatan perkapita penduduk negara tersebut meningkat. Jadi apa yang mesti dipertahankan dari pemerintahannya??
Sempat dikabarkan ‘sekarat’ dan menjalani operasi di luar negeri, Mubarak menjelang pemilu parlemen lalu kembali ke depan publik Mesir untuk memperkuat posisinya sebagai penguasa Mesir.
Aksi unjuk rasa yang berbuntut kerusuhan di Mesir yang menuntut pengunduran dirinya, tidak membuat Mubarak goyah dengan pendiriannya bahwa dirinya merupakan Presiden Mesir yang ‘kuat’. Mungkin Mubarak ingin menjadi Fir’aun baru yang berkuasa atas segala sesuatu yang berada dibawah kepmimpinannya.(fq)

mengenal lebih dekat"Muḥammad Ḥusnī Mubārak"

Posted: 30 Jan 2011 11:50 PM PST



Muḥammad Ḥusnī Mubārak, juga dikenal dengan Hosni Mubarak, lahir di Kafr-El Meselha, Al Monufiyah, 4 Mei 1928; dan saat ini berumur 82 tahun adalah presiden Mesir sejak 14 Oktober 1981.
Mubarak ditunjuk sebagai wakil presiden setelah pangkatnya naik di jajaran Angkatan Udara Mesir. Kemudian, ia menjadi presiden untuk menggantikan presiden Anwar Al Sadat yang terbunuh pada 6 Oktober 1981 oleh kelompok Islam ‘radikal’. Ia merupakan Presiden Mesir kelima untuk masa jabatan lebih dari 30 tahun sejak menjabat pada tahun 1981. Sebagai Presiden Mesir, ia dianggap sebagai pemimpin yang paling berkuasa di wilayahnya.
Mubarak lahir pada 4 Mei 1928 di “Kafr El-Meselha”, Governorat Al Monufiyah (Mesir). Saat masih belajar di perguruan tinggi, ia bergabung dengan Akademi Militer Mesir hingga meraih gelar Bachelor’s Degree dalam Pengetahuan Militer pada tahun 1949. Pada tahun 1950, ia bergabung dengan Akademi Angkatan Udara dan kembali meraih gelar Bachelor’s Degree untuk Pengetahuan Aviation serta Ia mengajar di Akademi Angkatan Udara pada periode 1952-1959. Pada tahun 1964, ia diangkat sebagai Kepala Delegasi Militer Mesir untuk USSR.
Di bawah Konstitusi Mesir 1971, Presiden Mubarak memiliki kuasa yang luas atas Mesir. Bahkan, dia dianggap banyak orang sebagai seorang diktator, meskipun moderat. Ia dikenal karena posisinya yang ‘netral’ dalam Konflik Israel-Palestina dan sering terlibat dalam negosiasi antar kedua pihak.
Bagi kalangan Islamis baik yang ‘moderat’ maupun yang ‘radikal’, Mubarak tidak lebih merupakan sosok yang mirip dengan Anwar Saddat yang tewas terbunuh. Meski dinilai cukup moderat, namun banyak kebijakan-kebijakan era pemerintahannya justru ‘menekan’ Islam yang merupakan dasar negara resmi Mesir.
Mulai dari melanjutkan kebijakan pendahulunya yang bermesra-mesraan dengan zionis Israel, membuat tembok penghalang di perbatasan Mesir, tidak mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam melawan Israel, hingga penangkapan dan pembunuhan terhadap para aktivis Islam khususnya musuh ‘abadi’ nya, Ikhwanul Muslimin.
Di era pemerintahannya, polisi telah menjadi monster yang sangat menakutkan. Tidak hanya satu korban tewas oleh aparat penegak hukum itu di kantor mereka. Bahkan seorang dai salafi dari gerakan ansharus sunnah Muhammadiyah, harus tewas mengalami siksaan polisinya Mubarak hanya karena sang dai dituduh terlibat dalam pengeboman malam tahun baru.
Meski gerakan Salafi Mesir bisa dikatakan non politis bahkan sempat dikabarkan salah seorang ulama mereka mewajibkan “bai’at” terhadap kepemimpinan Mubarak hingga mengeluarkan fatwa hukuman mati terhadap orang yang berani ‘menentang’ Mubarak, dan ini menimpa tokoh oposisi Elbaradei yang menyerukan unjuk rasa massal menentang rezim Mubarak. Namun bagi Mubarak hal tersebut tidak berlaku.
Saking ‘kejamnya’ polisi Mesir dan intelijennya, mahasiswa Al-Azhar di Kairo sampai takut untuk menuliskan nama mereka atau organisasi mereka jika menulis artikel tentang “Mesir” di situs eramuslim. Mungkin mereka lebih tahu bagaimana perilaku aparat keamanan Mesir, hal ini terbukti dengan kasus penyiksaan beberapa mahasiswa Indonesia yang ada di Kairo oleh polisi Mesir. Yang lucunya, penangkapan para mahasiswa tersebut salah satu alasannya, karena salah seorang mahasiswa menempel poster Hamas dan Syaikh Ahmad Yassin di kamar mereka.
Bagi kalangan Jihadis, sosok Mubarak tidak lebih merupakan seorang “thaghut” yang harus disingkirkan sebagaimana yang menimpa pendahulunya Anwar Saddat. Mubarak meski secara zhahir seorang muslim, namun bagi kalangan Jihadis, Mubarak telah ‘murtad’ dari Islam dengan banyaknya alasan kemurtadan yang menimpa dirinya.
Walaupun Mesir dasar negara berlandaskan Islam (al-Quran dan Sunnah), hingga kini Mesir di bawah Mubarak sangat anti dengan namanya Syariat Islam. Bahkan musim pemilu parlemen baru-baru lalu, lewat antek-anteknya di KPU Mesir, menerapkan pelarangan penggunaan slogan-slogan keIslaman dalam kampanye – sebuah langkah yang bertujuan untuk menjegal kelompok oposisi utama Islam Ikhwanul Muslimin dari kancah politik Mesir, yang memiliki slogan “Al-Islam Huwal Hal” Islam adalah Solusi.
Mengcopy paste sikap presidennya, pejabat-pejabat pemerintahan Mubarak pun tidak jauh bedanya dengan Mubarak sendiri yang “anti-Islam”. Menteri pendidikan Mesir, Faruk Husni berkali-kali menghina syariat Islam khususnya Jilbab. Muslimah yang bercadar juga dilarang mengikuti ujian di kampus-kampus Mesir.
Di era pemerintahan Mubarak, tidak ada pertumbuhan ekonomi yang signifikan yang dialami oleh Mesir, meski didukung oleh AS tetap saja ekonomi Mesir terpuruk ditambah lagi dengan banyaknya pengangguran. Penjualan gas Mesir kepada Israel sekutunya, juga tidak otomatis membuat pendapatan perkapita penduduk negara tersebut meningkat. Jadi apa yang mesti dipertahankan dari pemerintahannya??
Sempat dikabarkan ‘sekarat’ dan menjalani operasi di luar negeri, Mubarak menjelang pemilu parlemen lalu kembali ke depan publik Mesir untuk memperkuat posisinya sebagai penguasa Mesir.
Aksi unjuk rasa yang berbuntut kerusuhan di Mesir yang menuntut pengunduran dirinya, tidak membuat Mubarak goyah dengan pendiriannya bahwa dirinya merupakan Presiden Mesir yang ‘kuat’. Mungkin Mubarak ingin menjadi Fir’aun baru yang berkuasa atas segala sesuatu yang berada dibawah kepmimpinannya.(fq)

Inilah 5 Rezim Diktator Negara ARAB yang Bakal Runtuh

Posted: 30 Jan 2011 11:17 PM PST



Majalah Foreign Policy dalam laporannya (26/1) membahas kondisi lima negara Arab yang diperkirakan akan menghadapi gelombang protes massif pasca tumbangnya rezim diktator Tunisia pimpinan Zine Al-Abidine Ben Ali. Mesir, Aljazair, Libya, dan Jordania merupakan lima negara yang dinilai sangat rentan terhadap protes rakyatnya dan terancam runtuh.

Rezim Bouteflika, AlJazair
Menurut Foreign Policy, Abdul Aziz Bouteflika, telah menjabat sebagai Presiden Aljazair sejak tahun 1999 dan pada tahun 2009, ia mengubah konstitusi sehingga ia dapat mempertahankan jabatannya untuk periode ketiga. Partai-partai oposisi Aljazair memboikot pemilu tersebut.
Saat ini Abdul Aziz Bouteflika yang telah menginjak usia 73 tahun dikabarkan sudah sakit-sakitan dan saudaranya menyatakan siap untuk menggantikan posisinya.
Bouteflika mampu mengakhiri perang saudara di Aljazair yang berlangsung selama 10 tahun dan mampu meningkatkan hubungan negaranya dengan kekuatan di Afrika dan Eropa. Namun ia gagal dalam memberantas kelompok separatis yang berafiliasi dengan AlQaeda. Ia juga tidak berhasil mencegah pengeroposan lembaga-lembaga demokratis di negaranya.
Pada bulan Januari, Aljazair menyaksikan aksi demonstrasi luas sama dengan yang terjadi di Tunisia. Warga memprotes meningkatnya harga komoditi dan juga krisis pengangguran. Demo warga makin meningkat setelah pemerintah menetapkan kenaikan harga susu, gula, dan tepung. Selain itu, sudah lama rakyat Aljazair mengeluhkan ketidakadilan distribusi kekayaan negara.
Tak ayal ribuan pemuda Aljazair turun ke jalan-jalan dan bentrok dengan aparat polisi. Bahkan sebuah pos polisi dibakar massa.
Menurut Foreign Policy, meski rezim Bouteflika tidak demokratis, namun kondisinya tidak separah rezim Ben Ali di Tunisia. Oleh karena itu, kondisi saat ini masih sulit bagi kelompok oposisi untuk menggulingkan rezim berkuasa. Selain itu, serikat-serikat buruh dan kelompok-kelompok oposisi Aljazair tampak sungkan mendukung demonstrasi warga.
KSI PROTES di MESIR.
Rezim Mubarak, Mesir
Foreign Policy menganalisa kondisi saat ini akan menggiring Mesir menuju jurang sama yang dihadapi rezim Ben Ali di Tunisia. Sudah selama tiga dekade rezim Hosni Mubarak, berkuasa di Mesir. Karena seluruh undang-undang terkait kondisi darurat negara ini memberikan keleluasaan kepada Mubarak untuk mengotak-atik pelaksanaan pemilu secara arbitrer.
Namun saat ini, rezim Mubarak tengah tergelincir. Firaun berusia 82 tahun itu menghadapi berbagai masalah kesehatan. Di sisi lain, persaingan antara Gamal Mubarak, putra Presiden Mesir, dan Omar Sulaiman, Ketua Dinas Rahasia Mesir, juga semakin menguat.
Akan tetapi kondisi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi rezim berkuasa. Masalah keadilan sosial, pengangguran, dan kenaikan harga komoditi, lagi-lagi menjadi pemicu gelombang unjuk rasa di Mesir. Terinspirasi dari aksi bunuh diri yang di Tunisia yang memantik revolusi, hingga kini tiga warga Mesir tewas dengan cara membakar diri.
Protes yang digelar secara nasional di Mesir yang dijuluki "Hari Kemarahan" itu telah menjadi momok bagi rezim Mubarak. Betapa tidak, meski telah dilarang dan diaman hukuman, masyarakat enggan menghentikan aksi protes dan menuntut lengsernya rezim ala-Firaun Mubarak.
Rezim Renta Ghadafi, Libya
Setelah membahas Aljazair dan Mesir, Foreign Policy menyinggung kondisi di Libya. Era pemerintahan Moammar Ghadafi dinilai telah melebihi usia kekuasaan seluruh pemerintahan di dunia saat ini. Ia berkuasa di Libya pada tahun 1969, melalui sebuah kudeta militer.
Di bawah kekuasaannya, Libya menjadi salah satu negara terbesar pelanggar hak asasi manusia dan negara paling tidak demokratis. Di negara ini tidak ada kebebasan media dan dari kelompok oposisi, yang tertinggal hanyalah nama dan kenangan belaka.
Lebih lanjut Foreign Policy menambahkan, meski untuk mendapatkan informasi detail tentang kondisi di Libya sangat sulit, namun sejumlah laporan dan rekaman video menunjukkan bahwa demonstrasi warga di ibukota cukup menjadi bukti tingginya tingkat ketidakpuasan rakyat Libya atas rezim berkuasa. Padahal sebelumnya, protes merupakan kata yang hampir tidak pernah didengar dari Libya.
Untuk mengantisipasi seperti apa yang terjadi di Tunisia, Mesir, dan Aljazair, pemerintah Libya langsung melakukan impor komoditi secara massif dan bahkan mencabut sejumlah batasan. 15 Januari lalu, Ghadafi dalam pidatonya mengecam revolusi di Tunisia. Dalam beberapa pidato, Ghadafi menyebut mantan diktator Tunisia, Zine Al Abidine Ben Ali sebagai saudara dekat.
Kemungkinan Revolusi Sudan
Sudan menjadi negara keempat yang dinilai Foreign Policy berpotensi menghadapi kebangkitan masyarakat. Presiden Sudan, Omar al-Bashir dalam dua dekade pemerintahannya, menjadi "guru besar dalam menebar perpecahan dan berkuasa". Dengan lihai al-Bashir mengadu kelompok-kelompok yang menentangnya dan dalam membasmi segala bentuk ancaman.
15 tahun pertama pemerintahan al Bashir, berlalu dengan perang saudara antara kawasan utara dan selatan negara ini. Memasuki milenium, muncul pemberontakan dari Darfur, dan al-Bashir mempersenjatai sebuah kelompok milisi untuk memerangi para separatisan Darfur.
Wilayah Sudan Selatan saat ini tengah menanti hasil referendum soal pemisahan kawasan itu dari Sudan Utara. Al-Bashir berjanji akan menerima hasi referendum.
Al-Bashir yang mampu mengendalikan kondisi di wilayah selatan, tampaknya kini menghadapi kendala baru yaitu kehilangan pendukung secara bertahap. Hasan al-Turabi, ketua partai oposisi pada pidatonya dalam aksi unjuk rasa tanggal 17 Januari lalu menyampaikan pesan kepada al-Bashir dan mengatakan, "Apa yang yang terjadi di Tunisia adalah peringatan. Ini dapat terjadi di Sudan. Jika tidak, maka akan terjadi pertumpahan darah besar-besaran di Sudan."
Al-Bashir dihimpit dua krisis besar saat ini. Pertama jika Sudan Selatan memisahkan diri, maka kondisi negaranya akan semakin sulit mengingat sebagian besar sumber minyak terletak di wilayah selatan. Kedua, di wilayah selatan pun, al-Bashir mulai kehilangan pendukung. Upayanya untuk mengurangi defisit bujet negara dilaukan dengan memotong subsidi bahan bakar dan komoditi utama. Kenaikan harga tersebut yang akhirnya menyeret para mahasiswa berdemonstrasi.
Ratu Jordania Siap-Siap Mengungsi ke Jeddah
Negara kelima yang menurut Foreign Policy diperkirakan akan menghadapi gelombang protes hingga runtuhnya pemerintahan adalah Jordania. Raja Jordania, Abdullah II, merupakan salah satu sekutu utama Amerika Serikat di kawasan dan menjadi "makelar perdamaian" antara Otorita Ramallah di Palestina dan rezim Zionis Israel. Abdullah yang merupakan jebolan Amerika Serikat itu berkuasa di Jordania pasca Perang Dunia II.
Kondisi saat ini di Jordania hampir sama dengan yang dialami di Tunisia dan Mesir. Parlemen baru Jordania hingga kini masih menghadapi krisis pengangguran yang persentasenya mencapai angka dua digit. Selain itu banyak pengamat yang meragukan kelanggengan kekuasaan Abdullah II.
Pada tanggal 16 Januari lalu, sekitar 3.000 warga berdemonstrasi di depan gedung parlemen negara ini dalam rangka memprotes kebijakan ekonomi. Mereka meneriakkan slogan "Jordania bukan hanya untuk orang-orang kaya saja", "Roti adalah garis merah kami, kalian harus memperhatikan kemarahan dan kelaparan kami."
Ratu Jordania menyampaikan pesan melalui internet yang mengimbau warga untuk menjaga ketenangan. Sikap itu direaksi keras oleh warga Jordania, bahkan di antaranya mengimbau keluarga kerajaan untuk menyiapkan rumah di Jeddah, Arab Saudi. Jeddah, adalah kota tujuan mantan diktator Tunisia, Zine al Abidine Ben Ali, setelah tersungkur dari jabatannya.
Red: Krisman Purwoko
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/01/27/161038-walahlima-rezim-arab-bakal-runtuh-menyusul-tunisia

Analis: Rezim di Dunia Arab Akan Segera Runtuh
Rezim diktator di seluruh dunia Arab semakin dekat dengan keruntuhannya, pada saat revolusi Tunisia telah membuktikan bahwa aparat keamanan di negara itu tiba-tiba bisa gagal, analis mengatakan.
Di "Tunisia, penyiksaan, penindasan, penganiayaan di luar imajinasi dan semuanya runtuh dengan tiba-tiba," penulis dan analis politik Azzam Tamimi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Press TV.
"Para rezim di Mesir, di Yordania, Yaman, Aljazair di Libya, di Arab Saudi juga bisa runtuh," Tamimi menjelaskan lebih lanjut. "Selama dua atau tiga minggu terakhir, khususnya selama seminggu terakhir, Tunisia telah menjadi pembicaraan di jalan-jalan di seluruh dunia Arab dan mungkin juga negara-negara Afrika di mana model yang sama despotisme berlanjut," ia menambahkan.
Analis secara khusus menunjukkan pada pemberontakan terbaru yang mungkin terjadi di di Arab Saudi. "Ada banyak hal yang terjadi di Arab Saudi di mana masyarakat sekarang menyerukan demonstrasi untuk memicu semacam gerakan rakyat," lanjut Tamimi mengatakan.
AKSI PROTES di MESIR.
Mantan Presiden Tunisia Zein El Abidine Ben Ali 23 tahun kediktatorannya, pemerintahannya dirusak oleh pelanggaran hak asasi manusia dan penyiksaan, harus berakhir pada awal bulan ini setelah berminggu-minggu aksi protes jalanan.
Sementara Tunisia telah menjadi model untuk mengejar demokrasi, analis politik telah memperingatkan bahwa faksi-faksi politik Tunisia harus mengamati aturan sistem demokratis untuk menghindari adanya kediktatoran kembali pasca-revolusi.
"Hal terakhir bahwa yang rakyat Tunisia perlu lakukan adalah mereka harus menciptakan raja baru," kata analis politik Mohammad Oweis dalam sebuah wawancara dengan Press TV. Oweis memperingatkan kelompok oposisi Tunisia terhadap penerapan pendekatan otokratis dalam kekuasaan yang ada di negara Afrika Utara. (fq/prtv)

Inilah 5 Rezim Diktator Negara ARAB yang Bakal Runtuh

Posted: 30 Jan 2011 11:17 PM PST



Majalah Foreign Policy dalam laporannya (26/1) membahas kondisi lima negara Arab yang diperkirakan akan menghadapi gelombang protes massif pasca tumbangnya rezim diktator Tunisia pimpinan Zine Al-Abidine Ben Ali. Mesir, Aljazair, Libya, dan Jordania merupakan lima negara yang dinilai sangat rentan terhadap protes rakyatnya dan terancam runtuh.

Rezim Bouteflika, AlJazair
Menurut Foreign Policy, Abdul Aziz Bouteflika, telah menjabat sebagai Presiden Aljazair sejak tahun 1999 dan pada tahun 2009, ia mengubah konstitusi sehingga ia dapat mempertahankan jabatannya untuk periode ketiga. Partai-partai oposisi Aljazair memboikot pemilu tersebut.
Saat ini Abdul Aziz Bouteflika yang telah menginjak usia 73 tahun dikabarkan sudah sakit-sakitan dan saudaranya menyatakan siap untuk menggantikan posisinya.
Bouteflika mampu mengakhiri perang saudara di Aljazair yang berlangsung selama 10 tahun dan mampu meningkatkan hubungan negaranya dengan kekuatan di Afrika dan Eropa. Namun ia gagal dalam memberantas kelompok separatis yang berafiliasi dengan AlQaeda. Ia juga tidak berhasil mencegah pengeroposan lembaga-lembaga demokratis di negaranya.
Pada bulan Januari, Aljazair menyaksikan aksi demonstrasi luas sama dengan yang terjadi di Tunisia. Warga memprotes meningkatnya harga komoditi dan juga krisis pengangguran. Demo warga makin meningkat setelah pemerintah menetapkan kenaikan harga susu, gula, dan tepung. Selain itu, sudah lama rakyat Aljazair mengeluhkan ketidakadilan distribusi kekayaan negara.
Tak ayal ribuan pemuda Aljazair turun ke jalan-jalan dan bentrok dengan aparat polisi. Bahkan sebuah pos polisi dibakar massa.
Menurut Foreign Policy, meski rezim Bouteflika tidak demokratis, namun kondisinya tidak separah rezim Ben Ali di Tunisia. Oleh karena itu, kondisi saat ini masih sulit bagi kelompok oposisi untuk menggulingkan rezim berkuasa. Selain itu, serikat-serikat buruh dan kelompok-kelompok oposisi Aljazair tampak sungkan mendukung demonstrasi warga.
KSI PROTES di MESIR.
Rezim Mubarak, Mesir
Foreign Policy menganalisa kondisi saat ini akan menggiring Mesir menuju jurang sama yang dihadapi rezim Ben Ali di Tunisia. Sudah selama tiga dekade rezim Hosni Mubarak, berkuasa di Mesir. Karena seluruh undang-undang terkait kondisi darurat negara ini memberikan keleluasaan kepada Mubarak untuk mengotak-atik pelaksanaan pemilu secara arbitrer.
Namun saat ini, rezim Mubarak tengah tergelincir. Firaun berusia 82 tahun itu menghadapi berbagai masalah kesehatan. Di sisi lain, persaingan antara Gamal Mubarak, putra Presiden Mesir, dan Omar Sulaiman, Ketua Dinas Rahasia Mesir, juga semakin menguat.
Akan tetapi kondisi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi rezim berkuasa. Masalah keadilan sosial, pengangguran, dan kenaikan harga komoditi, lagi-lagi menjadi pemicu gelombang unjuk rasa di Mesir. Terinspirasi dari aksi bunuh diri yang di Tunisia yang memantik revolusi, hingga kini tiga warga Mesir tewas dengan cara membakar diri.
Protes yang digelar secara nasional di Mesir yang dijuluki "Hari Kemarahan" itu telah menjadi momok bagi rezim Mubarak. Betapa tidak, meski telah dilarang dan diaman hukuman, masyarakat enggan menghentikan aksi protes dan menuntut lengsernya rezim ala-Firaun Mubarak.
Rezim Renta Ghadafi, Libya
Setelah membahas Aljazair dan Mesir, Foreign Policy menyinggung kondisi di Libya. Era pemerintahan Moammar Ghadafi dinilai telah melebihi usia kekuasaan seluruh pemerintahan di dunia saat ini. Ia berkuasa di Libya pada tahun 1969, melalui sebuah kudeta militer.
Di bawah kekuasaannya, Libya menjadi salah satu negara terbesar pelanggar hak asasi manusia dan negara paling tidak demokratis. Di negara ini tidak ada kebebasan media dan dari kelompok oposisi, yang tertinggal hanyalah nama dan kenangan belaka.
Lebih lanjut Foreign Policy menambahkan, meski untuk mendapatkan informasi detail tentang kondisi di Libya sangat sulit, namun sejumlah laporan dan rekaman video menunjukkan bahwa demonstrasi warga di ibukota cukup menjadi bukti tingginya tingkat ketidakpuasan rakyat Libya atas rezim berkuasa. Padahal sebelumnya, protes merupakan kata yang hampir tidak pernah didengar dari Libya.
Untuk mengantisipasi seperti apa yang terjadi di Tunisia, Mesir, dan Aljazair, pemerintah Libya langsung melakukan impor komoditi secara massif dan bahkan mencabut sejumlah batasan. 15 Januari lalu, Ghadafi dalam pidatonya mengecam revolusi di Tunisia. Dalam beberapa pidato, Ghadafi menyebut mantan diktator Tunisia, Zine Al Abidine Ben Ali sebagai saudara dekat.
Kemungkinan Revolusi Sudan
Sudan menjadi negara keempat yang dinilai Foreign Policy berpotensi menghadapi kebangkitan masyarakat. Presiden Sudan, Omar al-Bashir dalam dua dekade pemerintahannya, menjadi "guru besar dalam menebar perpecahan dan berkuasa". Dengan lihai al-Bashir mengadu kelompok-kelompok yang menentangnya dan dalam membasmi segala bentuk ancaman.
15 tahun pertama pemerintahan al Bashir, berlalu dengan perang saudara antara kawasan utara dan selatan negara ini. Memasuki milenium, muncul pemberontakan dari Darfur, dan al-Bashir mempersenjatai sebuah kelompok milisi untuk memerangi para separatisan Darfur.
Wilayah Sudan Selatan saat ini tengah menanti hasil referendum soal pemisahan kawasan itu dari Sudan Utara. Al-Bashir berjanji akan menerima hasi referendum.
Al-Bashir yang mampu mengendalikan kondisi di wilayah selatan, tampaknya kini menghadapi kendala baru yaitu kehilangan pendukung secara bertahap. Hasan al-Turabi, ketua partai oposisi pada pidatonya dalam aksi unjuk rasa tanggal 17 Januari lalu menyampaikan pesan kepada al-Bashir dan mengatakan, "Apa yang yang terjadi di Tunisia adalah peringatan. Ini dapat terjadi di Sudan. Jika tidak, maka akan terjadi pertumpahan darah besar-besaran di Sudan."
Al-Bashir dihimpit dua krisis besar saat ini. Pertama jika Sudan Selatan memisahkan diri, maka kondisi negaranya akan semakin sulit mengingat sebagian besar sumber minyak terletak di wilayah selatan. Kedua, di wilayah selatan pun, al-Bashir mulai kehilangan pendukung. Upayanya untuk mengurangi defisit bujet negara dilaukan dengan memotong subsidi bahan bakar dan komoditi utama. Kenaikan harga tersebut yang akhirnya menyeret para mahasiswa berdemonstrasi.
Ratu Jordania Siap-Siap Mengungsi ke Jeddah
Negara kelima yang menurut Foreign Policy diperkirakan akan menghadapi gelombang protes hingga runtuhnya pemerintahan adalah Jordania. Raja Jordania, Abdullah II, merupakan salah satu sekutu utama Amerika Serikat di kawasan dan menjadi "makelar perdamaian" antara Otorita Ramallah di Palestina dan rezim Zionis Israel. Abdullah yang merupakan jebolan Amerika Serikat itu berkuasa di Jordania pasca Perang Dunia II.
Kondisi saat ini di Jordania hampir sama dengan yang dialami di Tunisia dan Mesir. Parlemen baru Jordania hingga kini masih menghadapi krisis pengangguran yang persentasenya mencapai angka dua digit. Selain itu banyak pengamat yang meragukan kelanggengan kekuasaan Abdullah II.
Pada tanggal 16 Januari lalu, sekitar 3.000 warga berdemonstrasi di depan gedung parlemen negara ini dalam rangka memprotes kebijakan ekonomi. Mereka meneriakkan slogan "Jordania bukan hanya untuk orang-orang kaya saja", "Roti adalah garis merah kami, kalian harus memperhatikan kemarahan dan kelaparan kami."
Ratu Jordania menyampaikan pesan melalui internet yang mengimbau warga untuk menjaga ketenangan. Sikap itu direaksi keras oleh warga Jordania, bahkan di antaranya mengimbau keluarga kerajaan untuk menyiapkan rumah di Jeddah, Arab Saudi. Jeddah, adalah kota tujuan mantan diktator Tunisia, Zine al Abidine Ben Ali, setelah tersungkur dari jabatannya.
Red: Krisman Purwoko
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/01/27/161038-walahlima-rezim-arab-bakal-runtuh-menyusul-tunisia

Analis: Rezim di Dunia Arab Akan Segera Runtuh
Rezim diktator di seluruh dunia Arab semakin dekat dengan keruntuhannya, pada saat revolusi Tunisia telah membuktikan bahwa aparat keamanan di negara itu tiba-tiba bisa gagal, analis mengatakan.
Di "Tunisia, penyiksaan, penindasan, penganiayaan di luar imajinasi dan semuanya runtuh dengan tiba-tiba," penulis dan analis politik Azzam Tamimi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Press TV.
"Para rezim di Mesir, di Yordania, Yaman, Aljazair di Libya, di Arab Saudi juga bisa runtuh," Tamimi menjelaskan lebih lanjut. "Selama dua atau tiga minggu terakhir, khususnya selama seminggu terakhir, Tunisia telah menjadi pembicaraan di jalan-jalan di seluruh dunia Arab dan mungkin juga negara-negara Afrika di mana model yang sama despotisme berlanjut," ia menambahkan.
Analis secara khusus menunjukkan pada pemberontakan terbaru yang mungkin terjadi di di Arab Saudi. "Ada banyak hal yang terjadi di Arab Saudi di mana masyarakat sekarang menyerukan demonstrasi untuk memicu semacam gerakan rakyat," lanjut Tamimi mengatakan.
AKSI PROTES di MESIR.
Mantan Presiden Tunisia Zein El Abidine Ben Ali 23 tahun kediktatorannya, pemerintahannya dirusak oleh pelanggaran hak asasi manusia dan penyiksaan, harus berakhir pada awal bulan ini setelah berminggu-minggu aksi protes jalanan.
Sementara Tunisia telah menjadi model untuk mengejar demokrasi, analis politik telah memperingatkan bahwa faksi-faksi politik Tunisia harus mengamati aturan sistem demokratis untuk menghindari adanya kediktatoran kembali pasca-revolusi.
"Hal terakhir bahwa yang rakyat Tunisia perlu lakukan adalah mereka harus menciptakan raja baru," kata analis politik Mohammad Oweis dalam sebuah wawancara dengan Press TV. Oweis memperingatkan kelompok oposisi Tunisia terhadap penerapan pendekatan otokratis dalam kekuasaan yang ada di negara Afrika Utara. (fq/prtv)

Ternyata Pembuat Crop Circle Itu Para Siswa SD

Posted: 30 Jan 2011 11:05 PM PST

Puluhan pelajar setingkat SD di Madrasah Ibtidaiyah Matholibul Ulum, Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mempraktikkan pembuatan crop circle atau lingkaran tanaman dengan pola unik di lahan kosong desa setempat. Guru Matematika dan IPA kelas VI MI Matholibul Ulum, Anshori, di Kudus, mengatakan, desain crop circle yang muncul tiba-tiba di Sleman dan Bantul, DI Yogyakarta, belum lama ini menjadi inspirasi memraktikkan ilmu bangun yang selama ini diajarkan di sekolah.

Anak SD pun terinspirasi untuk bisa membuat Crop Circle

"Selama di kelas siswa hanya mendapatkan teori, sedangkan di lahan kosong itu siswa diajak mempraktikkan teori yang mereka terima sebelumnya," ujarnya. Sebanyak 30 siswa kelas VI yang dilibatkan menggunakan alat dan media yang relatif sederhana. Alat yang digunakan adalah tali rafia, pasak bambu, dan kelompen dari papan.

Ia menjelaskan, teknik pembuatannya, para siswa diminta membuat lingkaran geometris yang terdiri atas lingkaran berdiameter 4 meter—di dalamnya terdapat dua segitiga yang membentuk bintang—dengan merobohkan ilalang hingga terlihat bentuk yang diinginkan. Praktik puluhan siswa tersebut tak membuahkan hasil yang memuaskan karena lahan yang digunakan hanya ditumbuhi ilalang dan bukan padi. Meski demikian, dia berharap praktik lapangan tersebut mampu membuat siswa memahami ilmu bangun dengan berbagai bentuk geometris.

Selain itu, katanya, para siswa mampu memahami fenomena crop circle yang santer diisukan buatan makhluk luar angkasa yang mengendarai unidentified flying object (UFO). "Secara ilmiah crop circle bisa dibuat oleh manusia dengan menerapkan ilmu bangun. Mudah-mudahan praktik ini juga bisa mengajak siswa untuk berpikir rasional terhadap segala bentuk bangun yang ada," ungkapnya.

Latifatul Mufarokah (12), siswa kelas VI, mengaku senang dilibatkan dalam praktik membuat crop circle yang gencar diberitakan sejumlah media di Tanah Air. "Pengalaman ini merupakan yang pertama dalam mempraktikkan ilmu bangun," ujarnya. Ia berharap praktik serupa bisa dilakukan lagi sehingga kejenuhan siswa menerima pelajaran di kelas bisa dikurangi. Siswa lain, Arif Budiyanto, berharap praktik lapangan bisa diagendakan setiap periode tertentu agar tidak terlalu tegang dengan sejumlah tugas yang diterima. "Lumayan, bisa rekreasi bersama teman-teman secara gratis," katanya.

sumber

10 Calon Pengganti Van Der Sar Musim Depan

Posted: 30 Jan 2011 10:56 PM PST

Akhirnya kata-kata itu terlontar dari bibir Edwin Van Der Sar, penjaga gawang Manchester United. Dirinya mengatakan akan berhenti bermain sepak bola pada Mei mendatang.

Menurutnya, keputusannya untuk pensiun datang secara tiba-tiba. Meskipun isu mengenai hal ini sudah berhembus kencang sejak musim lalu.

Di usianya yang genap 40 tahun pada Oktober silam, rasanya dirinya sudah mulai 'kenyang' bermain sepak bola. Dan dirinya ingin mengakhiri karirnya, di saat sedang berada di performa yang baik.

Sekarang yang menjadi permasalahan bagi Sir Alex Ferguson adalah, siapakah yang akan menjadi suksesor Van Der Sar musim depan? Bagi Fergie, keputusannya memberikan jersey bernomor punggung 1 adalah keputusan yang cukup sakral. Karena tak sembarangan orang bisa mengisi posisi tersebut, apalagi pasca suksesnya Peter Schmeichel dan Van Der Sar, beban penjaga gawang utama berikut akan semakin berat.

Berikut adalah nama 10 calon kuat pengganti Van Der Sar musim depan, sesuai isu yang berkembang beberapa waktu belakangan. Nama-nama ini konon diminati serius oleh Ferguson, menjadi calon suksesor Van Der Sar kelak.

1.Manuel Neuer – Schalke 04
Penjaga gawang timnas Jerman yang mengelabui wasit sehingga tak mengesahkan gol Frank Lampard pada Piala Dunia silam adalah pilihan utama Ferguson. Dirinya mempunyai kemampuan untuk menghentikan tembakan yang mengarah ke gawangnya. Isu mengenai ketertarikan Ferguson berkembang ketika musim lalu dirinya mengatakan bahwa dirinya tersanjung diminati oleh Manchester United.

2.David de Gea – Atletico Madrid
Salah satu penjaga gawang terbaik di Eropa saat ini, De Gea mempunyai masa depan yang cerah. Meskipun masih berusia 19 tahun, De Gea sudah menjadi pilihan utama di Atletico Madrid. Dirinya gagal tampil di Piala Dunia, karena Spanyol sudah memiliki Iker Casillas, Pepe Reina, dan Victro Valdes pada skuad mereka. Meskipun masih muda, dirinya sudah mempunyai banyak pengalaman.
3.Maarten Stekelenburg – Ajax
Bukankah lebih baik orang yang menggantikan Van Der Sar di United adalah orang yang menggantikan posisi Van Der Sar di timnas Belanda? Stekelenburg menjadi penjaga gawang utama di Ajax, klub yang dulu juga dibela Van Der Sar. Dirinya mempunyai banyak pengalaman kelas internasional, karena tampil sebagai kiper utama Belanda pada Piala Dunia lalu.
4.Igor Akinfeev – CSKA Moscow
Penjaga gawang Rusia tersebut masuk ke dalam skuad CSKA pada usia 17 tahun, dan sampai saat ini masih bertahan di sana. Dirinya telah memenangkan banyak penghargaan di CSKA, termasuk UEFA Cup pada tahun 2004. Dirinya dipercaya menjadi kiper utama Rusia di usianya yang masih 18 tahun, kabarnya diminati United karena CSKA bertandang ke Old Trafford di Liga Champion pada Oktober 2009.
5.Hugo Lloris – Lyon
Dikenal sebagai salah satu penjaga gawang top di Eropa, dirinya menjadi pilihan utama di klub dan negaranya. Pemain berusia 23 tahun ini tak diragukan lagi kemampuannya, dirinya adalah dua kali peraih gelar penjaga gawang terbaik di Ligue 1, bahkan masih mempertahankannya saat ini.
6.Gianluigi Buffon – Juventus
Penjaga gawang timnas Italia ini sudah berusia 32 tahun, namun sudah 15 tahun mempunyai pengalaman menjadi penjaga gawang utama di Italia. Bahkan dirinya sudah tampil lebih dari 100 kali, buat timnas Italia. Banyak sekali memenangkan penghargaan, termasuk trofi Piala Dunia dan empat gelar Serie A (termasuk dua yang terkena skandal Calciopoli).

7.Steve Mandanda – Marseille
Penjaga gawang ini adalah rival Lloris di timnas Perancis, meskipun masih berusia 25 tahun dirinya tampil luar biasa bagi Marseille. Dirinya mungkin sedang menunggu telepon dari Ferguson saat ini, meskipun kemungkinan teleponnya berbunyi sangat kecil.

8. Shay Given – Manchester City
Mungkinkah United melirik penjaga gawang milik rival yang sekaligus tetangganya itu? Mungkin saja, bakat Given tersia-sia musim ini karena Roberto Mancini lebih percaya pada kiper mudanya, Joe Hart.
9.Anders Lindegaard – Manchester United
Dirinya sudah berada di United, penjaga gawang Denmark ini mempunyai prospek yang cerah dan sedang menunggu debutnya di Old Trafford. Dirinya digadang-gadang sebagai the new Schmeichel, kiper Denmark yang sangat sukses di sana.
10.Tomasz Kuszczak – Manchester United
Apakah Fergie akan mempromosikan kiper nomor duanya saat ini menjadi kiper utamanya menggantikan Van Der Sar? Meskipun mempunyai kemampuan untuk itu, namun tampaknya sang pelatih belum percaya
sepenuhnya pada dirinya. Dirinya empat tahun sudah berada di sana, namun masih terus berada di bawah bayang-bayang Van Der Sar.

sumber: http://www.duniakita.info/2011/01/10-calon-suksesor-van-der-sar-musim.html

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

heboh..,crop cricle terlihat lagi di Magelang

Posted: 30 Jan 2011 10:52 PM PST



Analisis Julius Perdana
Oleh : Julius Perdana (Beta-UFO)

Tambah bikin penasaran dengan penemuan CC3-11, apalagi siang tadi team BETAUFO sedang mengunjungi lokasi CC1-11 dan CC2-11 untuk mencari CC3-11. Dengan tambahan data penemuan CC3-11 di magelang ini membuat saya menduga simbol ini lebih berskala besar dibanding hanya untuk sleman dan bantul saja. Jarak penemuan CC3-11 itu sekitar 46 km dari brebah sleman.
Masih menggunakan symbol muladhara kundalini, saya coba mengaplikasikan gambar segitiga tersebut, ternyata sudutnya pas sekali dengan sudut segitiga di tengah simbol muladhara tersebut, seperti terlihat di gambar di atas.
kesimpulan saya sementara, CC di sleman dan bantul dan satu CC kecil yang belum ditemukan di yogyakarta adalah sebuah kompleks CC, sebuah seri, magelang adalah seri kedua. Dan akan ada lagi seri ketiga di Boyolali, jika terbukti ada di boyolali, maka lengkaplah sudah segitiga yang mengelilingi kundalini tersebut.
sekali lagi ini hanya dugaan!
===============================================

UPDATE Admin
Kembali Muncul Crop Circle di Magelang
Crop Circle di Magelang

Jakarta – Fenomena crop circle rupanya terjadi hingga sampai ke Magelang. Penduduk di Dusun Kumbangan, Desa Banyusari, Tegalrejo menemukan pola crop circle, mirip seperti di Sleman. Namun bentuknya lebih kecil.
Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (30/1/2011) mirip seperti di Sleman, ada padi yang rebah dan juga terbentuk 5 lubang. Paling besar adalah lubang di tengah yang besarnya 2,5 meter, sedang lubang lain yang mengapitnya berdiameter 1,5 meter.
Lokasi crop circle itu persis berada di belakang pesantren Hidayatul Muhtadiin, hanya berjarak 100 meter. Lokasi crop circle itu ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB oleh Muhaimin seorang santri ponpes.
"Saat itu saya mau ke sawah ke ladang padi, terus ada seperti ini," jelasnya di lokasi.
Muhaimin pun segera memberitahu teman-teman di pondok. Sontak kabar itu pun segera menyebar dari mulut ke mulut. Tidak heran, sejak pagi ratusan warga mendatangi lokasi itu.
Mereka memenuhi pematang sawah di sekitar crop circle. Untuk melihat pemandangan itu, warga tidak perlu menaiki sebuah pohon atau bukit, mereka bisa melihat melalui tanggul sawah yang lain. Kebetulan lokasi crop circle itu lebih rendah dari sawah lainnya.
Sementara itu petugas kepolisian juga sudah memasang garis polisi di sepanjang crop circle. Warga pun diminta untuk tidak mendekat. (ndr/ndr) Detik.com

===============================================
Ini gambar hasil PrinScreen dari siaran Metro Tv 30 Januari 2011 21:03 WIB

Kelakuan ABG Jaman Sekarang Kalau Lagi Pesta

Posted: 30 Jan 2011 10:30 PM PST

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, dan mari berbagi dan bertukar pengetahuan.
Namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar "SPAM"